Dua muslimah merasakan “keajaiban” pertolongan Allah ketika menunaikan ibadah haji. Keduanya sembuh dari kebutaan yang dideritanya saat menunaikan rukun Islam yang kelima pada tahun ini.
Nafisa Al Qurmazi
Muslimah asal Tunisia ini semula menganggap mimpinya untuk bisa melihat ka’bah adalah hal yang terlalu mengada-ada. Meski begitu, ia terus berdoa agar Allah menyembuhkannya dari kebutaan yang dideritanya dan ia yakin doanya akan dikabulkan.
”Ketika saya datang untuk haji pertama kalinya, saya yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjawab doa-doa saya untuk mendapatkan kembali penglihatan saya,” kata Nafisa seperti dikutip harian Al Madina, Sabtu (19/10).
Muslimah berusia 70 tahun ini kehilangan penglihatannya sekitar 18 bulan yang lalu ketika dia mengalami pembekuan darah di otak. Saat menunaikan haji, ia terus berdoa agar Allah menyembuhkannya.
Ketika Nafisa berbondong-bondong bersama dengan dua juta muslim lainnya menuju Arafah, terjadilah keajaiban di sana. Di tengah gemuruh lantunan ”Labbaik Allahumma labbaik” ibu dari tiga anak ini tiba-tiba mulai mampu melihat warha tenda dan wajah jama’ah haji di sekelilingnya.
“Allah mengabulkan doa saya dan saya bisa melihat lagi di daerah yang paling suci di dunia, di Arafah, ” katanya.
Fatimah Al Mahi
Muslimah asal Sudan ini menderita kebutaan lebih lama dari Nafisa. Ia tidak bisa melihat sejak tujuh tahun yang lalu. Fatimah telah menjalani beberapa operasi mata, tetapi hasilnya nihil.
Fatimah yang menjadi salah satu jama’ah haji tahun ini menghabiskan waktunya selama di Madinah dengan beribadah di Masjid Nabawi. Di sana ia berdoa kepada Allah agar disembuhkan dari kebutaan.
Suatu waktu, di tengah dia berdoa penuh khusyu’, tiba-tiba Fatimah melihat cahaya. Ia kemudia melihat ke kanan dan kiri. Subhanallah, ia dapat melihat, dan ini bukan mimpi. Fatimah pun menangis bahagia dan bersyukur kepada Allah yang telah mengembalikan penglihatannya.
“Untuk pertama kalinya saya dapat melihat diri saya sendiri sejak tujuh tahun yang lalu. Saya dapat melihat anak saya menangis bahagia dan mengucapkan kalimat ‘Alhamdulillah’ berkali-kali. Saya pun melihat orang-orang di sekitar saya, melihat anak-anak dan orang dewasa. Sekarang saya sudah dapat berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain,” ujar Fatimah seperti dikutip harian Ukaz. [IK/OI/Ukz/EM/Fmd/bsb]
Nafisa Al Qurmazi
Muslimah asal Tunisia ini semula menganggap mimpinya untuk bisa melihat ka’bah adalah hal yang terlalu mengada-ada. Meski begitu, ia terus berdoa agar Allah menyembuhkannya dari kebutaan yang dideritanya dan ia yakin doanya akan dikabulkan.
”Ketika saya datang untuk haji pertama kalinya, saya yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjawab doa-doa saya untuk mendapatkan kembali penglihatan saya,” kata Nafisa seperti dikutip harian Al Madina, Sabtu (19/10).
Muslimah berusia 70 tahun ini kehilangan penglihatannya sekitar 18 bulan yang lalu ketika dia mengalami pembekuan darah di otak. Saat menunaikan haji, ia terus berdoa agar Allah menyembuhkannya.
Ketika Nafisa berbondong-bondong bersama dengan dua juta muslim lainnya menuju Arafah, terjadilah keajaiban di sana. Di tengah gemuruh lantunan ”Labbaik Allahumma labbaik” ibu dari tiga anak ini tiba-tiba mulai mampu melihat warha tenda dan wajah jama’ah haji di sekelilingnya.
“Allah mengabulkan doa saya dan saya bisa melihat lagi di daerah yang paling suci di dunia, di Arafah, ” katanya.
Fatimah Al Mahi
Muslimah asal Sudan ini menderita kebutaan lebih lama dari Nafisa. Ia tidak bisa melihat sejak tujuh tahun yang lalu. Fatimah telah menjalani beberapa operasi mata, tetapi hasilnya nihil.
Fatimah yang menjadi salah satu jama’ah haji tahun ini menghabiskan waktunya selama di Madinah dengan beribadah di Masjid Nabawi. Di sana ia berdoa kepada Allah agar disembuhkan dari kebutaan.
Suatu waktu, di tengah dia berdoa penuh khusyu’, tiba-tiba Fatimah melihat cahaya. Ia kemudia melihat ke kanan dan kiri. Subhanallah, ia dapat melihat, dan ini bukan mimpi. Fatimah pun menangis bahagia dan bersyukur kepada Allah yang telah mengembalikan penglihatannya.
“Untuk pertama kalinya saya dapat melihat diri saya sendiri sejak tujuh tahun yang lalu. Saya dapat melihat anak saya menangis bahagia dan mengucapkan kalimat ‘Alhamdulillah’ berkali-kali. Saya pun melihat orang-orang di sekitar saya, melihat anak-anak dan orang dewasa. Sekarang saya sudah dapat berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain,” ujar Fatimah seperti dikutip harian Ukaz. [IK/OI/Ukz/EM/Fmd/bsb]
0 komentar:
Posting Komentar