Merenung sejenak. Memutar memori sekitar 6 tahun ke belakang. Pada tahun 2007 tepatnya, saat saya putuskan untuk mencoba semakin mendekat padaNya. Ya! Saya yakin! Yakin dengan jalan yang saya tempuh!
Bismillah..
Maka inilah jalan yang saya pilih, jalan dakwah penuh cinta. Cinta dengan romantisme yang dibalut dinamika yang begitu indah dan penuh hikmah. Saat pertama kalinya mengenal kata ukhuwah, istiqomah, dan juga dakwah. Tiga kata penuh cinta. Cinta agung yang hanya dari,untuk, dan karenaNya.
Merindu dengan lingkaran kecil pertama dahulu. Saat sepulang sekolah, bersua dengan sahabat-sahabat yang begitu dirindukan. Ditambah senyuman dan wajah yang begitu teduh dari mba mentor tersayang. Ada yang bergelora! Saat ruang kosong ini terisi dengan untaian kalimat penuh hikmah. Saat tangan kami saling berjabat dalam lantunan doa rabithah. MasyaAllah, tiada henti syukur ini terucap. Begitu nikmat, begitu indah penuh cinta.
Hingga waktu menuntut saya untuk melanjutkan ke fase selanjutnya. Saat saya putuskan untuk bergabung dalam barisan 'tentara Allah'. Ya! Tentara Allah, Jundulloh! Rohis SMA yang membuat saya semakin cinta dengan jalan ini, jalan dakwah.
Semakin belajar tentang pengorbanan, pengertian, kedewasaan, perjuangan, keikhlasan, dan ukhuwah. Semakin yakin akan adanya hikmah di balik semua hal yang terjadi. Semakin sadar betapa besar nikmat hidayah dan iman islam ini.
Dan saatnya pun tiba! Menjadi seorang da'iyah yang sebenarnya! Saat menjadi 'kakak' untuk adek-adek mentoring kelas X. Tidak mudah memang, namun penuh dengan luapan rasa cinta. Saat melihat mereka begitu antusias. Saat melihat senyum dan tawa mereka. Pun terkadang air mata yang tidak terasa mengalir saat mendengar kisah penuh hikmah. Ya Rabb, begitu kurindukan mereka. Semoga rahmatMu senantiasa mengiringi setiap langkah mereka.
Tiga tahun berlalu, tiga tahun pertama yang menjadi big jump dalam skenario hidup saya. Maka hanyalah ikhlas yang menjadi penenang kami. Saat perpisahan menjadi salah satu fase yang harus dijalani. Ikhlas untuk saling mendoakan. Ikhlas untuk saling melepaskan. Biarlah terbang ke manapun, membawa kenangan manis, indah, dan tidak akan terlupakan. Membawa tekad dan niat untuk terus tetap berada di jalan ini.
Jalan ini masih panjang. Dan sampailah pada masa itu. Masa di mana usia tidak lagi remaja. Masa di mana kemandirian dan kedewasaan menjadi sebuah keharusan. Dan di masa itu, jalan semakin banyak bercabang. Dan syukur ini tidak pernah terlepas atas karuniaNya menetapkanku di jalan ini.
JN UKMI UNS. Cintaku terpaut di sana. Sebuah Lembaga Dakwah Kampus tingkat universitas. Di sanalah kulanjutkan jalan ini. Meski begitu panjang, terjal dan sedikit pengusungnya. Namun manisnya syurga menjadi penguat untuk terus tetap bertahan. Asalkan ikhlas tetap terpatri. Ikhlas hanya, untuk, dan karenaNya.
Ya Rabb, maka tetapkanlah hamba di jalan ini. []
Penulis : Ulfah Maslahah
Surakarta, Jawa Tengah
Bismillah..
Maka inilah jalan yang saya pilih, jalan dakwah penuh cinta. Cinta dengan romantisme yang dibalut dinamika yang begitu indah dan penuh hikmah. Saat pertama kalinya mengenal kata ukhuwah, istiqomah, dan juga dakwah. Tiga kata penuh cinta. Cinta agung yang hanya dari,untuk, dan karenaNya.
Merindu dengan lingkaran kecil pertama dahulu. Saat sepulang sekolah, bersua dengan sahabat-sahabat yang begitu dirindukan. Ditambah senyuman dan wajah yang begitu teduh dari mba mentor tersayang. Ada yang bergelora! Saat ruang kosong ini terisi dengan untaian kalimat penuh hikmah. Saat tangan kami saling berjabat dalam lantunan doa rabithah. MasyaAllah, tiada henti syukur ini terucap. Begitu nikmat, begitu indah penuh cinta.
Hingga waktu menuntut saya untuk melanjutkan ke fase selanjutnya. Saat saya putuskan untuk bergabung dalam barisan 'tentara Allah'. Ya! Tentara Allah, Jundulloh! Rohis SMA yang membuat saya semakin cinta dengan jalan ini, jalan dakwah.
Semakin belajar tentang pengorbanan, pengertian, kedewasaan, perjuangan, keikhlasan, dan ukhuwah. Semakin yakin akan adanya hikmah di balik semua hal yang terjadi. Semakin sadar betapa besar nikmat hidayah dan iman islam ini.
Dan saatnya pun tiba! Menjadi seorang da'iyah yang sebenarnya! Saat menjadi 'kakak' untuk adek-adek mentoring kelas X. Tidak mudah memang, namun penuh dengan luapan rasa cinta. Saat melihat mereka begitu antusias. Saat melihat senyum dan tawa mereka. Pun terkadang air mata yang tidak terasa mengalir saat mendengar kisah penuh hikmah. Ya Rabb, begitu kurindukan mereka. Semoga rahmatMu senantiasa mengiringi setiap langkah mereka.
Tiga tahun berlalu, tiga tahun pertama yang menjadi big jump dalam skenario hidup saya. Maka hanyalah ikhlas yang menjadi penenang kami. Saat perpisahan menjadi salah satu fase yang harus dijalani. Ikhlas untuk saling mendoakan. Ikhlas untuk saling melepaskan. Biarlah terbang ke manapun, membawa kenangan manis, indah, dan tidak akan terlupakan. Membawa tekad dan niat untuk terus tetap berada di jalan ini.
Jalan ini masih panjang. Dan sampailah pada masa itu. Masa di mana usia tidak lagi remaja. Masa di mana kemandirian dan kedewasaan menjadi sebuah keharusan. Dan di masa itu, jalan semakin banyak bercabang. Dan syukur ini tidak pernah terlepas atas karuniaNya menetapkanku di jalan ini.
JN UKMI UNS. Cintaku terpaut di sana. Sebuah Lembaga Dakwah Kampus tingkat universitas. Di sanalah kulanjutkan jalan ini. Meski begitu panjang, terjal dan sedikit pengusungnya. Namun manisnya syurga menjadi penguat untuk terus tetap bertahan. Asalkan ikhlas tetap terpatri. Ikhlas hanya, untuk, dan karenaNya.
Ya Rabb, maka tetapkanlah hamba di jalan ini. []
Penulis : Ulfah Maslahah
Surakarta, Jawa Tengah
Tulisan ini adalah salah satu peserta
Kompetisi Menulis Pengalaman Dakwah (KMPD)
Kompetisi Menulis Pengalaman Dakwah (KMPD)
0 komentar:
Posting Komentar