Satu setengah abad yang lalu, Sultan Abdul Hamid memimpikan pembangunan terowongan bawah laut yang menghubungkan Khilafah Utsmaniyah dari Asia ke Eropa. Sultan Abdul Hamid bahkan telah membuat sketsanya. Tetapi, karena keterbatasan teknologi pada saat itu, mimpi tersebut tidak bisa diwujudkan.
Pekan ini, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan akan merealisasikan mimpi khilafah Utsmaniyah tersebut.
”Pendahulu kita merencanakan (proyek terowongan) ini. Dan sekarang, kita yang mewujudkannya,” kata Erdogan mengumumkan terowongan rel kereta api Marmara yang menghubungkan sisi Eropa dan Asia, seperti dikutip Middle East Online.
Terowongan yang memiliki kapasitas maksimum 1,5 juta penumpang per hari tersebut secara resmi akan dibuka pada hari ini (29/10). Adanya kereta api bawah air ini diharapkan dapat meringankan 20% beban lalu lintas padat di Istanbul.
Menurut Hurriyet Daily News, Erdogan mulai mencanangkan pembuatan terowongan ini sejak tahun 2004 , dan proyek ini sebagai salah satu dari banyak proyek ambisiusnya termasuk pembuatan jembatan ketiga, Dermaga paralel, dan bandara udara ketiga di kota itu.
Pembangunan terowongan dijadwalkan selesai dalam empat tahun, namun terjadi serangkaian penundaan karena banyak ditemukan artefak bersejarah di lokasi itu. [IK/MEO/EM]
Pekan ini, Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan akan merealisasikan mimpi khilafah Utsmaniyah tersebut.
”Pendahulu kita merencanakan (proyek terowongan) ini. Dan sekarang, kita yang mewujudkannya,” kata Erdogan mengumumkan terowongan rel kereta api Marmara yang menghubungkan sisi Eropa dan Asia, seperti dikutip Middle East Online.
Terowongan yang memiliki kapasitas maksimum 1,5 juta penumpang per hari tersebut secara resmi akan dibuka pada hari ini (29/10). Adanya kereta api bawah air ini diharapkan dapat meringankan 20% beban lalu lintas padat di Istanbul.
Menurut Hurriyet Daily News, Erdogan mulai mencanangkan pembuatan terowongan ini sejak tahun 2004 , dan proyek ini sebagai salah satu dari banyak proyek ambisiusnya termasuk pembuatan jembatan ketiga, Dermaga paralel, dan bandara udara ketiga di kota itu.
Pembangunan terowongan dijadwalkan selesai dalam empat tahun, namun terjadi serangkaian penundaan karena banyak ditemukan artefak bersejarah di lokasi itu. [IK/MEO/EM]
0 komentar:
Posting Komentar