Zionis Israel menggunakan 'prosedur' baru untuk melarang puluhan ribu warga Palestina shalat Jum’at di Masjid Al Aqsha. Akibatnya jumlah jama’ah yang biasanya mencapai 20.000 hingga 25.000, kemarin (13/9) menyusut menjadi hanya 4.000 orang.
Seperti dikatakan juru bicara kepolisian Israel Luba Samr, modusnya adalah dengan menutup sejumlah ruas jalan di Al-Quds (Yerusalem) untuk perayaan Yom Kippur, atau “Hari Penebusan,” hari paling suci dalam kalender Yahudi.
“Semuanya telah diatur. Jalan-jalan akan diblokir dari 04:00 sampai 10:00 waktu setempat pada hari Sabtu untuk perayaan Yom Kippur,” kata Samr seperti dikutip World Buletin.
Polisi Israel juga mendirikan empat pos pemeriksaan untuk memeriksa ID jamaah. Cara ini terbukti efektif untuk mencegah umat Islam memasuki Masjid Al Aqsha.
Direktur Yayasan Wakaf Al-Quds Syaikh Azzam al- Khatib mengecam tindakan keamanan Israel itu sembari mengatakan bahwa Israel telah mengubah masjid suci ketiga itu menjadi "garnisun militer. " [IK/WB]
Seperti dikatakan juru bicara kepolisian Israel Luba Samr, modusnya adalah dengan menutup sejumlah ruas jalan di Al-Quds (Yerusalem) untuk perayaan Yom Kippur, atau “Hari Penebusan,” hari paling suci dalam kalender Yahudi.
“Semuanya telah diatur. Jalan-jalan akan diblokir dari 04:00 sampai 10:00 waktu setempat pada hari Sabtu untuk perayaan Yom Kippur,” kata Samr seperti dikutip World Buletin.
Polisi Israel juga mendirikan empat pos pemeriksaan untuk memeriksa ID jamaah. Cara ini terbukti efektif untuk mencegah umat Islam memasuki Masjid Al Aqsha.
Direktur Yayasan Wakaf Al-Quds Syaikh Azzam al- Khatib mengecam tindakan keamanan Israel itu sembari mengatakan bahwa Israel telah mengubah masjid suci ketiga itu menjadi "garnisun militer. " [IK/WB]
0 komentar:
Posting Komentar