Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok mengisyaratkan kegembiraannya jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo alias Jokowi bisa menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014 nanti. Ahok juga mengatakan bahwa jika Jokowi bisa jadi presiden, itu akan menguntungkannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Hal itu disampaikan Ahok pada sesi tanya jawab saat menjadi pembicara di depan mahasiswa baru Universitas Trisakti angkatan 2013 di ruang Gelanggang Mahasiswa, Kampus A, Universitas Trisakti, Jl Kyai Tapa no 1, Jakarta Barat, Ahad (29/9).
"Bagaimana kalau Pak Jokowi jadi presiden? Apa perasaan Bapak?" tanya seorang mahasiswa baru.
"Secara konstitusi Pak Jokowi kalau dicalonkan dari partainya, beliau harus berhenti, tidak bisa cuti. Perasaannya bagaimana? Karena beliau sedang bersaing dengan bos saya juga, Pak Prabowo, tentu saja kalau dicalonkan. Kalau Pak Jokowi bisa jadi presiden menguntungkan buat saya, bisa dibantu oleh pusat," jawab Ahok blak-blakan.
"Lalu, wakilnya siapa Pak kalau Bapak jadi Gubernur?" tanya mahasiswa lagi.
"Tergantung partai politik PDIP dan Gerindra mau mencalonkan siapa dan nanti akan diseleksi juga. Saya tidak berhak memilih," jawab Ahok seperti dikutip Detik.
Nama Jokowi memang kerap disebut akan jadi capres pada 2014 nanti. Dalam sejumlah survei, mantan wali kota Solo itu selalu merajai. Namun, sebagian umat Islam was-was jika Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi. Pasalnya, sejumlah langkah “kontroversial” Ahok membuat umat Islam “terlukai.”
Misalnya ketika Ahok menyatakan bir bukan miras pada 22 Agustus lalu. Bukan hanya ormas Islam, Ketua gerakan anti miras, Fahira Idris pun mengkritik keras Ahok yang tidak mempermasalahkan minum bir itu.
Ketika didesak Front Pembela Islam (FPI) menertibkan pekerja seks komersial (PSK), Ahok justru meminta ormas Islam pimpinan Habib Rizieq itu untuk tidak menjual agama untuk kepentingan tertentu. Ia bahkan menuding FPI munafik. Baru-baru ini, kasus pembongkaran Masjid Baitul Arif juga mendatangkan banyak kecaman, hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun "turun tangan" untuk memperingatkan dan menyampaikan tuntutan pada Pemda DKI Jakarta. [Jj/Dtk/Fmd/SI/bsb]
Hal itu disampaikan Ahok pada sesi tanya jawab saat menjadi pembicara di depan mahasiswa baru Universitas Trisakti angkatan 2013 di ruang Gelanggang Mahasiswa, Kampus A, Universitas Trisakti, Jl Kyai Tapa no 1, Jakarta Barat, Ahad (29/9).
"Bagaimana kalau Pak Jokowi jadi presiden? Apa perasaan Bapak?" tanya seorang mahasiswa baru.
"Secara konstitusi Pak Jokowi kalau dicalonkan dari partainya, beliau harus berhenti, tidak bisa cuti. Perasaannya bagaimana? Karena beliau sedang bersaing dengan bos saya juga, Pak Prabowo, tentu saja kalau dicalonkan. Kalau Pak Jokowi bisa jadi presiden menguntungkan buat saya, bisa dibantu oleh pusat," jawab Ahok blak-blakan.
"Lalu, wakilnya siapa Pak kalau Bapak jadi Gubernur?" tanya mahasiswa lagi.
"Tergantung partai politik PDIP dan Gerindra mau mencalonkan siapa dan nanti akan diseleksi juga. Saya tidak berhak memilih," jawab Ahok seperti dikutip Detik.
Nama Jokowi memang kerap disebut akan jadi capres pada 2014 nanti. Dalam sejumlah survei, mantan wali kota Solo itu selalu merajai. Namun, sebagian umat Islam was-was jika Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi. Pasalnya, sejumlah langkah “kontroversial” Ahok membuat umat Islam “terlukai.”
Misalnya ketika Ahok menyatakan bir bukan miras pada 22 Agustus lalu. Bukan hanya ormas Islam, Ketua gerakan anti miras, Fahira Idris pun mengkritik keras Ahok yang tidak mempermasalahkan minum bir itu.
Ketika didesak Front Pembela Islam (FPI) menertibkan pekerja seks komersial (PSK), Ahok justru meminta ormas Islam pimpinan Habib Rizieq itu untuk tidak menjual agama untuk kepentingan tertentu. Ia bahkan menuding FPI munafik. Baru-baru ini, kasus pembongkaran Masjid Baitul Arif juga mendatangkan banyak kecaman, hingga Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun "turun tangan" untuk memperingatkan dan menyampaikan tuntutan pada Pemda DKI Jakarta. [Jj/Dtk/Fmd/SI/bsb]
0 komentar:
Posting Komentar