Teruntuk mujahid da’wah yang selalu mengumbar senyum, Muhammad Mursi
Ya Allah Engkau tahu
Hati-hati ini telah
Berkumpul dalam cintaMu
Bertemu dalam taatMu
Menyatu menolong dakwahMu
Berjanji perjuangkan syariatMu
Maka eratkan ikatannya
Dan abadikan cintanya (Serial Cinta – Anis Matta)
Potongan doa di atas dilantunkan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna. Maka hari ini, dari seluruh pelosok negeri pun ingin mengirim doa serupamu untukmu, Mursi.
Sebagaimana pendahulumu, Imam Syahid Hasan Al-Banna, doa inipun sebagai wirid pengikat hati agar hati yang dibangun mampu memikul beban berat demi kebangkitan umat Islam. Beban perjuangan ini berat. Musuh-musuh Islam tersebar dimana-mana dan jumlah mereka tidak sedikit. Semoga engkau dan seluruh umat Islam kuat dalam menjalaninya.
Kami tahu penderitaanmu di penjara tidak ringan, namun engkau tetap tersenyum. Kami tahu engkau pasti sangat tersiksa, namun gurat wajahmu tak pernah menyiratkan hal itu. Kami tahu engkau mungkin merasa lelah dengan semua yang terjadi, namun kami tahu pasti bahwa engkau lebih merindu tempat istirahat yang hakiki yakni surga.
Kami tahu engkau pasti rindu dengan istri dan anak-anakmu, namun engkau lebih rindu kepada Allah dan RasulNya. Kami tahu engkau tak lagi menikmati empuknya kasur tapi justru dinginnya lantai penjara. Namun jangan pernah menyerah. Jangan pernah berhenti mengepakkan sayap perjuanganmu. Biarkan cobaan, ujian dan tantangan itu membuatmu kuat, membuat kami semua kuat.
Biarkan derasnya terpaan membuatmu dan kita semua gesit melewatinya. Biarkan jiwa-jiwa optimis membuatmu dan membuat kita semua bijak menyikapi hidup. Biarkan jiwa-jiwa sabar penyejuk di tengah segala duka. Hingga kelak akan terjawab “Mengapa perjuangan itu pahit? Karena syurga itu manis”.
Menyaksikan dirimu yang begitu tabah, begitu sabar, begitu kuat seakan menyengatkan semangat buat kami semua. “Kemenangan bersama kesabaran; ketertolongan menyertai kenestapaan; dan sungguh beserta kesulitan ada kemudahan” (Hadist Shahih Jami’ush Shaghir No.1919).
Hari ini semakin jelas terlihat bahwa jalan perjuangan ini memang tak mudah. Banyak duri dan onaknya. Akan tetapi tetap terasa nikmat, karena kami yakin janji Allah itu pasti. Islam akan kembali tegak di muka bumi ini.
Bersabarlah wahai Mursi. Keadilan itu akan segera tegak. Tak akan lama lagi. Lihatlah bagaimana semua wargamu sangat mencintaimu. Mereka rela mengorbankan nyawa-nyawa mereka demi tegaknya keadilan di negerimu, Mesir tercinta.
Dukungan cinta tak hanya datang dari rakyatmu, tetapi juga datang dari berbagai pelosok negeri, Indonesia misalnya. Kami di Indonesia tak rela engkau dikudeta seperti itu. Padahal engkau menjadi Presiden atas nama demokrasi. Sungguh, kami tak rela. Kami sangat berharap keadilan atas dirimu segera tegak. Kami tidak rela saudara-saudara semuslim di Mesir sana dibantai secara membabi buta oleh para laknatullah.
Wahai Mursi, dalam setiap doa kami semoga engkau kuat dan semoga keadilan itu akan segera tegak. We love You, Mursi cause Allah.. []
Penulis : Rezkiyana
Makassar
Ya Allah Engkau tahu
Hati-hati ini telah
Berkumpul dalam cintaMu
Bertemu dalam taatMu
Menyatu menolong dakwahMu
Berjanji perjuangkan syariatMu
Maka eratkan ikatannya
Dan abadikan cintanya (Serial Cinta – Anis Matta)
Potongan doa di atas dilantunkan oleh Imam Syahid Hasan Al-Banna. Maka hari ini, dari seluruh pelosok negeri pun ingin mengirim doa serupamu untukmu, Mursi.
Sebagaimana pendahulumu, Imam Syahid Hasan Al-Banna, doa inipun sebagai wirid pengikat hati agar hati yang dibangun mampu memikul beban berat demi kebangkitan umat Islam. Beban perjuangan ini berat. Musuh-musuh Islam tersebar dimana-mana dan jumlah mereka tidak sedikit. Semoga engkau dan seluruh umat Islam kuat dalam menjalaninya.
Kami tahu penderitaanmu di penjara tidak ringan, namun engkau tetap tersenyum. Kami tahu engkau pasti sangat tersiksa, namun gurat wajahmu tak pernah menyiratkan hal itu. Kami tahu engkau mungkin merasa lelah dengan semua yang terjadi, namun kami tahu pasti bahwa engkau lebih merindu tempat istirahat yang hakiki yakni surga.
Kami tahu engkau pasti rindu dengan istri dan anak-anakmu, namun engkau lebih rindu kepada Allah dan RasulNya. Kami tahu engkau tak lagi menikmati empuknya kasur tapi justru dinginnya lantai penjara. Namun jangan pernah menyerah. Jangan pernah berhenti mengepakkan sayap perjuanganmu. Biarkan cobaan, ujian dan tantangan itu membuatmu kuat, membuat kami semua kuat.
Biarkan derasnya terpaan membuatmu dan kita semua gesit melewatinya. Biarkan jiwa-jiwa optimis membuatmu dan membuat kita semua bijak menyikapi hidup. Biarkan jiwa-jiwa sabar penyejuk di tengah segala duka. Hingga kelak akan terjawab “Mengapa perjuangan itu pahit? Karena syurga itu manis”.
Menyaksikan dirimu yang begitu tabah, begitu sabar, begitu kuat seakan menyengatkan semangat buat kami semua. “Kemenangan bersama kesabaran; ketertolongan menyertai kenestapaan; dan sungguh beserta kesulitan ada kemudahan” (Hadist Shahih Jami’ush Shaghir No.1919).
Hari ini semakin jelas terlihat bahwa jalan perjuangan ini memang tak mudah. Banyak duri dan onaknya. Akan tetapi tetap terasa nikmat, karena kami yakin janji Allah itu pasti. Islam akan kembali tegak di muka bumi ini.
Bersabarlah wahai Mursi. Keadilan itu akan segera tegak. Tak akan lama lagi. Lihatlah bagaimana semua wargamu sangat mencintaimu. Mereka rela mengorbankan nyawa-nyawa mereka demi tegaknya keadilan di negerimu, Mesir tercinta.
Dukungan cinta tak hanya datang dari rakyatmu, tetapi juga datang dari berbagai pelosok negeri, Indonesia misalnya. Kami di Indonesia tak rela engkau dikudeta seperti itu. Padahal engkau menjadi Presiden atas nama demokrasi. Sungguh, kami tak rela. Kami sangat berharap keadilan atas dirimu segera tegak. Kami tidak rela saudara-saudara semuslim di Mesir sana dibantai secara membabi buta oleh para laknatullah.
Wahai Mursi, dalam setiap doa kami semoga engkau kuat dan semoga keadilan itu akan segera tegak. We love You, Mursi cause Allah.. []
Penulis : Rezkiyana
Makassar
Tulisan ini adalah tulisan terbaik 3
pada Lomba Menulis Surat Cinta untuk Presiden Mursi
pada Lomba Menulis Surat Cinta untuk Presiden Mursi
0 komentar:
Posting Komentar