Video yang telah ditonton setengah juta orang ini menjadi bukti kebiadaban sekaligus kebohongan militer Mesir yang telah mengkudeta Presiden Mursi. Video yang diambil pada Senin (8/7) pagi sebelum Subuh ini menunjukkan para tentara mulai menyerang dengan menembakkan gas air mata, tanpa didahului dengan adanya provokasi kawanan pengendara motor seperti yang dituduhkan militer.
Beberapa menit kemudian, tembakan mulai dilepaskan tentara ke arah peserta aksi damai di Garda Republik yang mayoritas tengah menunaikan shalat Subuh berjamaah. Akibat kebrutalan tentara itu, sedikitnya 51 pendukung Presiden Mursi syahid dan 453 lainnya luka-luka.
Video ini akhirnya mengubah istilah pemberitaan media Barat seperti Guardian, dari yang sebelumnya “bentrokan” menjadi “pembunuhan.”
Seiring tersebar luasnya video ini dan pergeseran pemberitaan media-media internasional, laman resmi Ikhwanul Muslimin berbahasa Inggris, Ikhwanweb.com, melansir bahwa saat ini rakyat Mesir kembali bergerak untuk menolak kudeta dan menuntut kembalinya Presiden Mursi. Aksi selepas shalat Jum’at (19/7) ini bertajuk “Jatuhkan/Akhiri Kudeta.”
Beberapa menit kemudian, tembakan mulai dilepaskan tentara ke arah peserta aksi damai di Garda Republik yang mayoritas tengah menunaikan shalat Subuh berjamaah. Akibat kebrutalan tentara itu, sedikitnya 51 pendukung Presiden Mursi syahid dan 453 lainnya luka-luka.
Video ini akhirnya mengubah istilah pemberitaan media Barat seperti Guardian, dari yang sebelumnya “bentrokan” menjadi “pembunuhan.”
Seiring tersebar luasnya video ini dan pergeseran pemberitaan media-media internasional, laman resmi Ikhwanul Muslimin berbahasa Inggris, Ikhwanweb.com, melansir bahwa saat ini rakyat Mesir kembali bergerak untuk menolak kudeta dan menuntut kembalinya Presiden Mursi. Aksi selepas shalat Jum’at (19/7) ini bertajuk “Jatuhkan/Akhiri Kudeta.”
Pagi harinya, terlihat jelas korban-korban yang berjatuhan |
Genangan darah terlihat jelas di jalan raya setelah matahari terbit |
0 komentar:
Posting Komentar