Skenario yang kuat sekali dirasakan oleh Ikhwanul Muslimin dan elemen gerakan Islam anti-kekerasan lainnya adalah: provokasi untuk melakukan kekerasan. Keyakinan dan komitmen yang kuat bahwa kekerasan -kendati sangat mudah dan sangat mampu dilakukan- tidak akan berbuah kebaikan apapun bagi tatanan sosial masyarakat yang akan dibentuk selanjutnya.
Berbagai teknik provokasi dilancarkan, satu persatu korban dari pihak ikhwan berguguran, tidak ada balasan apapun, keputusan mulia tidak mungkin diambil atas respon terhadap provokasi murahan. Provokasi fisik gagal, Ikhwan tidak melawan, provokasi media melalui perang semantik dilancarkan, diputarlah terma "coup de etat" menjadi "democratic military intervention", "massacre" menjadi "clashes", "slaughtering" menjadi "fighting".. maksa sekali!
Tidak satupun manusia berakal yang melihat langsung kejadian di lapangan akan mengamini pelabelan tersebut. Dr Safwan Hijaazi menegaskan di Podium Legitimasi bahwa "Selalu kita semua menjadi hamba Allah yang dibunuh, dan tidak akan pernah kita menjadi hamba Allah yang membunuh."
Kini satu persatu warga dunia mulai melek. Noam Chomsky mengungkap bahwa islamiyyun telah membuktikan mereka lebih demokratis, lebih welas asih, lebih berkeadilan daripada kaum sekuler dan liberal. Dan mereka juga telah membuktikan bahwa mereka jauh lebih beradab (civilized). Sebagian kaum Tamarud (pemberontak) mulai tersadar bahwa mereka telah salah langkah, krisis BBM sejak Mursi menaiki kursi kepresidenan ternyata dibackup oleh para spekulan pro-Mubarak. Abdul Futuh mulai mengkritisi formasi pemerintahan yang baru, Kaum Koptik juga enggan dengan formasi baru, Syeikh Azhar menyerukan i'tikaf untuk muhasabah nasional. As-Sisi mudah-mudahan tersadar dan menyiapkan pelarian dirinya atas kejahatan dan pengkhianatan demokrasi yang telah ia lakukan.. tahsabuhum jamii'an wa quluubuhum syatta.
Semoga suatu hari kita melihat Muhammad Mursi dikembalikan kepada tempatnya sesuai kehendak rakyat yang sekarang tumpah ruah ke jalanan di Mesir.. dan ketika As-Sisi memohon ampunan dan perlindungan Muhammad Mursi, kita akan dengarkan ucapan terindah yang pernah diucapkan Nabi Salallahu'alaihi wa Sallam.. Antumut Tulaqoo!! [Abu Abdurrahman]
Berbagai teknik provokasi dilancarkan, satu persatu korban dari pihak ikhwan berguguran, tidak ada balasan apapun, keputusan mulia tidak mungkin diambil atas respon terhadap provokasi murahan. Provokasi fisik gagal, Ikhwan tidak melawan, provokasi media melalui perang semantik dilancarkan, diputarlah terma "coup de etat" menjadi "democratic military intervention", "massacre" menjadi "clashes", "slaughtering" menjadi "fighting".. maksa sekali!
Tidak satupun manusia berakal yang melihat langsung kejadian di lapangan akan mengamini pelabelan tersebut. Dr Safwan Hijaazi menegaskan di Podium Legitimasi bahwa "Selalu kita semua menjadi hamba Allah yang dibunuh, dan tidak akan pernah kita menjadi hamba Allah yang membunuh."
Kini satu persatu warga dunia mulai melek. Noam Chomsky mengungkap bahwa islamiyyun telah membuktikan mereka lebih demokratis, lebih welas asih, lebih berkeadilan daripada kaum sekuler dan liberal. Dan mereka juga telah membuktikan bahwa mereka jauh lebih beradab (civilized). Sebagian kaum Tamarud (pemberontak) mulai tersadar bahwa mereka telah salah langkah, krisis BBM sejak Mursi menaiki kursi kepresidenan ternyata dibackup oleh para spekulan pro-Mubarak. Abdul Futuh mulai mengkritisi formasi pemerintahan yang baru, Kaum Koptik juga enggan dengan formasi baru, Syeikh Azhar menyerukan i'tikaf untuk muhasabah nasional. As-Sisi mudah-mudahan tersadar dan menyiapkan pelarian dirinya atas kejahatan dan pengkhianatan demokrasi yang telah ia lakukan.. tahsabuhum jamii'an wa quluubuhum syatta.
Semoga suatu hari kita melihat Muhammad Mursi dikembalikan kepada tempatnya sesuai kehendak rakyat yang sekarang tumpah ruah ke jalanan di Mesir.. dan ketika As-Sisi memohon ampunan dan perlindungan Muhammad Mursi, kita akan dengarkan ucapan terindah yang pernah diucapkan Nabi Salallahu'alaihi wa Sallam.. Antumut Tulaqoo!! [Abu Abdurrahman]
0 komentar:
Posting Komentar