Shalat tarawih di Masjid Muhajirin Gresik, Rabu (24/7) malam, sangat istimewa. Sebabnya, kultum Ramadhan ba’da tarawih diisi oleh Syaikh Amzad Khalifah Abu Hamzah, Pengasuh Tahfidzul Qur’an Al Kahfi Gaza dan sekaligus imam masjid di Palestina.
Syaikh Amzad memulai kultumnya dengan membaca surat Al Isra’ ayat pertama:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Beliau menjelaskan tentang Masjidil Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam, dan keutamaan untuk mengingat dan menjaganya. Kedudukan masjid Al Aqsha juga bisa dilihat dari histori masjid mulia ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi itu.
Warga Gaza saat ini sedang mempertahankan tanah Palestina yang dijajah oleh Israel sejak 1948. Palestina bukan hanya milik penduduknya saja, tapi milik umat Islam seluruh dunia. Di dalamnya terdapat kiblat pertama. Oleh karena itu, wajib bagi seluruh umat Islam untuk berjuang dan berkontribusi bagi masjid Al Aqsha. Syaikh Amzad mempertegas, hukum berjuang membela Masjid Al Aqsha ini adalah fardhu ‘ain sama sepeti kita melakukan sholat dan puasa.
Kondisi Palestina saat ini sangat menyedihkan. Anak, keluarga, rumah, dan harta umat Islam di sana dikorbankan untuk untuk berjuang melawan penindasan dari bangsa Yahudi. Setiap hari zionis menghancurkan masjid, rumah, dan ladang milik umat Islam lalu diganti oleh zionis menjadi tempat-tempat maksiat.
Yang mengherankan, Syaikh Amzad menyampaikan bahwa jumlah umat Yahudi saat ini hanya 15 juta saja namum mereka sangat gigih siang malam menghancurkan Palestina dan menghancurkan umat Islam. Sedangkan umat Islam jumlahnya lebih 1,5 miliar. Pertanyaanya adalah, apakah kita akan tinggal diam saja Masjid Al Aqsha dihancurkan?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10 تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya
Selanjutnya beliau menyinggung tentang jihad bagi umat Islam, di mana pengertian di sini bisa bermakna jihad dengan jiwa raga kita ataupun jihad dengan harta atau dana yang kita miliki. Dan inilah yang memungkinkan kita lakukan, karena jihad dengan jiwa orang Palestina sendiri sudah cukup dan mampu untuk melakukannya.
Gaza telah diblokade selama 7 tahun. Kota ini luasnya tidak lebih dari kota Jombang Jawa Timur yang memiliki warga 2 juta, yang mana saat ini sangat sulit menemukan kondisi untuk santai, karena rudal musuh sewaktu waktu bisa jatuh dan ini hampir setiap hari, selama 365 hari dalam setahun.
Beliau menambahkan bahwa kondisi ekonomi di sana sangat memprihatinkan. Dalam kungkungan embargo ekonomi , kondisi makanan kekurangan, susu untuk anak-anak sangat terbatas, listrik hampir mati, BBM harganya sangat tinggi. Namun demikian, meski banyak jatuh korban yang syahid, mereka menolak mengangkat bendera putih.
Meskipun kondisi di sana sangat memprihatinkan, Gaza mampu melahirkan ribuan penghafal Qur’an. Bahkan ada yang sanggup menghapal Al Qur’an 30 juz hanya dalam waktu 2 bulan. Para mujahidin di Gaza hampir setiap hari menghafal Al Qur’an, mereka selalu dekat dengan Al Qur’ an sehingga mereka tidak takut dengan Israel, walaupun Israel merupakan negara yang ditakuti Amerika, Rusia, China termasuk Arab.
Sekarang mereka membuat miniatur Masjid Al Aqsha untuk memberikan pelajaran bagi generasi penerus mereka , dengan cara menaruh d irumah rumah mereka. Salah satu tujuannya adalah melatih anak kecil mencintai Al Aqsha dan cinta akan jihad Palestina.
Sebelum ditutup, beliau mengingatkan bahwa yang membebaskan Al Aqsha dulu adalah Umar Bin Khattab yang keturuna Arab dan selanjutnya adalah Shalahudin Al Ayyubi yang bukan keturunan dari Arab, tetapi keturunan dari bangsa Qurtubi. Dan bisa jadi, pembebas selanjutnya adalah dari bangsa Indonesia. Semoga Ramadhan depan Masjid Al Aqsha sudah terbebas dari penjajahan. [Danil S]
Syaikh Amzad memulai kultumnya dengan membaca surat Al Isra’ ayat pertama:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Beliau menjelaskan tentang Masjidil Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam, dan keutamaan untuk mengingat dan menjaganya. Kedudukan masjid Al Aqsha juga bisa dilihat dari histori masjid mulia ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi itu.
Warga Gaza saat ini sedang mempertahankan tanah Palestina yang dijajah oleh Israel sejak 1948. Palestina bukan hanya milik penduduknya saja, tapi milik umat Islam seluruh dunia. Di dalamnya terdapat kiblat pertama. Oleh karena itu, wajib bagi seluruh umat Islam untuk berjuang dan berkontribusi bagi masjid Al Aqsha. Syaikh Amzad mempertegas, hukum berjuang membela Masjid Al Aqsha ini adalah fardhu ‘ain sama sepeti kita melakukan sholat dan puasa.
Kondisi Palestina saat ini sangat menyedihkan. Anak, keluarga, rumah, dan harta umat Islam di sana dikorbankan untuk untuk berjuang melawan penindasan dari bangsa Yahudi. Setiap hari zionis menghancurkan masjid, rumah, dan ladang milik umat Islam lalu diganti oleh zionis menjadi tempat-tempat maksiat.
Yang mengherankan, Syaikh Amzad menyampaikan bahwa jumlah umat Yahudi saat ini hanya 15 juta saja namum mereka sangat gigih siang malam menghancurkan Palestina dan menghancurkan umat Islam. Sedangkan umat Islam jumlahnya lebih 1,5 miliar. Pertanyaanya adalah, apakah kita akan tinggal diam saja Masjid Al Aqsha dihancurkan?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10 تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Selanjutnya beliau menyinggung tentang jihad bagi umat Islam, di mana pengertian di sini bisa bermakna jihad dengan jiwa raga kita ataupun jihad dengan harta atau dana yang kita miliki. Dan inilah yang memungkinkan kita lakukan, karena jihad dengan jiwa orang Palestina sendiri sudah cukup dan mampu untuk melakukannya.
Gaza telah diblokade selama 7 tahun. Kota ini luasnya tidak lebih dari kota Jombang Jawa Timur yang memiliki warga 2 juta, yang mana saat ini sangat sulit menemukan kondisi untuk santai, karena rudal musuh sewaktu waktu bisa jatuh dan ini hampir setiap hari, selama 365 hari dalam setahun.
Beliau menambahkan bahwa kondisi ekonomi di sana sangat memprihatinkan. Dalam kungkungan embargo ekonomi , kondisi makanan kekurangan, susu untuk anak-anak sangat terbatas, listrik hampir mati, BBM harganya sangat tinggi. Namun demikian, meski banyak jatuh korban yang syahid, mereka menolak mengangkat bendera putih.
Meskipun kondisi di sana sangat memprihatinkan, Gaza mampu melahirkan ribuan penghafal Qur’an. Bahkan ada yang sanggup menghapal Al Qur’an 30 juz hanya dalam waktu 2 bulan. Para mujahidin di Gaza hampir setiap hari menghafal Al Qur’an, mereka selalu dekat dengan Al Qur’ an sehingga mereka tidak takut dengan Israel, walaupun Israel merupakan negara yang ditakuti Amerika, Rusia, China termasuk Arab.
Sekarang mereka membuat miniatur Masjid Al Aqsha untuk memberikan pelajaran bagi generasi penerus mereka , dengan cara menaruh d irumah rumah mereka. Salah satu tujuannya adalah melatih anak kecil mencintai Al Aqsha dan cinta akan jihad Palestina.
Sebelum ditutup, beliau mengingatkan bahwa yang membebaskan Al Aqsha dulu adalah Umar Bin Khattab yang keturuna Arab dan selanjutnya adalah Shalahudin Al Ayyubi yang bukan keturunan dari Arab, tetapi keturunan dari bangsa Qurtubi. Dan bisa jadi, pembebas selanjutnya adalah dari bangsa Indonesia. Semoga Ramadhan depan Masjid Al Aqsha sudah terbebas dari penjajahan. [Danil S]
0 komentar:
Posting Komentar