Kelompok Islam yang berhasil menempati pucuk pimpinan kekuasaan di Timur Tengah menjadi bahaya bagi Israel. Demikian ditegaskan Panglima Badan Intelijen Militer Zionis, Aviv Kochavi.
Berbeda dengan kelompok lain, kelompok Islam yang meraih kekuasaan menjadi berbahaya bagi negara zionis itu karena mengusung agenda islamisasi. Islamisasi jelas tidak menguntungkan Israel karena bisa dipastikan menggiring pemerintah dan rakyat melakukan konfrontasi dengan negara yang dianggap sebagai penjajah Palestina itu. Sebaliknya, islamisasi hanya akan memperkuat posisi perlawanan, khususnya Hamas di Gaza.
Selain islamisasi, Kochavi juga menyebutkan dua tantangan lain yang dihadapi rezim zionis saat ini. Yakni ekonomi dan revolusi dunia Arab. Tantangan yang disebut terakhir ini sangat erat kaitannya dengan islamisasi. Sebab, revolusi di beberapa negara Arab berubah menjadi kemenangan kelompok Islam yang mengarah pada islamisasi.
Seperti dilansir InfoPalestina, Sabtu (29/6), melalui video rekaman konferensi Hertezelia untuk Studi Intelijen, Aviv menambahkan, chaos yang terjadi di kawasan Arab saat ini berpihak kepada ‘Israel’ terutama karena jika beralih kepada kelompok bukan islamis dan akan tetap mendukung kami dari sisi ekonomi. Seperti di lansir situs resmi menteri pertahanan Israel bahwa perubahan di Timur Tengah sangat besar dan mendalam. Ia memiliki imbas mendasar bagi kondisi keamanan di Israel.
Panglima Badan Intelijen Zionis ini menegaskan, bertambahnya kelompok Islam secara dramatis dalam mempengaruhi peta koalisi di Timur Tengah. “Kami dulu membagi kawasan Timur Tengah menjadi poros “radikal”, poros “moderat”, namun dua poros itu kini bersembunyi.
Ia menamabhkan, saat ini di Timur Tengah ada polarisasi komunitas (koloni) Syiah dan koloni Sunni. Keduanya kembali akan menentukan masa depan Timur Tengah. Hal itu terlihat seperti Hamas menjauh dari Iran dan mendekat ke Turki dan Mesir, atau Iran mempersenjatai minoritas Syiah di Yaman dan di kawasan Timur Tengah secara umum. Kawasan Timteng beralih dari pengertian nasionalisme menjadi agama yang dikaitkan dengan wilayah. “Pandangan kawasan terhadap Israel sebagai kolonial asing yang tidak bisa diterima di kawasan Timur Tengah,” tandanya. [IK/IP/bsb]
Berbeda dengan kelompok lain, kelompok Islam yang meraih kekuasaan menjadi berbahaya bagi negara zionis itu karena mengusung agenda islamisasi. Islamisasi jelas tidak menguntungkan Israel karena bisa dipastikan menggiring pemerintah dan rakyat melakukan konfrontasi dengan negara yang dianggap sebagai penjajah Palestina itu. Sebaliknya, islamisasi hanya akan memperkuat posisi perlawanan, khususnya Hamas di Gaza.
Selain islamisasi, Kochavi juga menyebutkan dua tantangan lain yang dihadapi rezim zionis saat ini. Yakni ekonomi dan revolusi dunia Arab. Tantangan yang disebut terakhir ini sangat erat kaitannya dengan islamisasi. Sebab, revolusi di beberapa negara Arab berubah menjadi kemenangan kelompok Islam yang mengarah pada islamisasi.
Seperti dilansir InfoPalestina, Sabtu (29/6), melalui video rekaman konferensi Hertezelia untuk Studi Intelijen, Aviv menambahkan, chaos yang terjadi di kawasan Arab saat ini berpihak kepada ‘Israel’ terutama karena jika beralih kepada kelompok bukan islamis dan akan tetap mendukung kami dari sisi ekonomi. Seperti di lansir situs resmi menteri pertahanan Israel bahwa perubahan di Timur Tengah sangat besar dan mendalam. Ia memiliki imbas mendasar bagi kondisi keamanan di Israel.
Panglima Badan Intelijen Zionis ini menegaskan, bertambahnya kelompok Islam secara dramatis dalam mempengaruhi peta koalisi di Timur Tengah. “Kami dulu membagi kawasan Timur Tengah menjadi poros “radikal”, poros “moderat”, namun dua poros itu kini bersembunyi.
Ia menamabhkan, saat ini di Timur Tengah ada polarisasi komunitas (koloni) Syiah dan koloni Sunni. Keduanya kembali akan menentukan masa depan Timur Tengah. Hal itu terlihat seperti Hamas menjauh dari Iran dan mendekat ke Turki dan Mesir, atau Iran mempersenjatai minoritas Syiah di Yaman dan di kawasan Timur Tengah secara umum. Kawasan Timteng beralih dari pengertian nasionalisme menjadi agama yang dikaitkan dengan wilayah. “Pandangan kawasan terhadap Israel sebagai kolonial asing yang tidak bisa diterima di kawasan Timur Tengah,” tandanya. [IK/IP/bsb]
0 komentar:
Posting Komentar