Tamarrud daerah Helwan, Kairo, mengumumkan telah memisahkan diri dari gerakan Tamarrud dan bergabung dengan Koalisi Anti-Kudeta yang juga mendukung kembalinya Presiden Mursi. Mereka menyesal telah ditipu penguasa kudeta yang membantai ribuan rakyat dan menangkapi para tokoh nasional yang tidak sejalan dengan penguasa kudeta.
“Yang menyebabkan kami memisahkan diri adalah karena penguasa kudeta telah melakukan pembantaian kepada para demonstran, dan melakukan aksi penangkapan besar-besaran kepada tokoh dan pimpinan bangsa” kata Shabir Muhammad, koordinator Tamarrud Helwan, seperti dikutip Dakwatuna, Kamis (29/8).
Pengumuman pemisahan diri Tamarud daerah Helwan disampaikan pada Selasa (27/8) lalu.
“Ketika menanda-tangani formulir pemberontakan, aku tidak berniat membunuh atau menangkap seorang pun. Saat itu aku hanya menuntut diadakannya pemilu lebih awal untuk memilih pengganti Presiden Mursi. Aku memang tidak setuju dengan beberapa kebijakan beliau,” kata Shabir di depan demonstran anti-kudeta.
“Kami sungguh terkejut, saat ini untuk sekadar mengkritik kebijakan As-Sisi saja kami dilarang. Orang yang mengkritiknya selalu mendapatkan ancaman dipenjara atau dibunuh,” tambahnya.
Shabir juga menegaskan bahwa ia bersama teman-temannya akan terus ikut dalam aksi-aksi yang dilakukan Koalisi anti-kudeta. [IK/Dkw]
“Yang menyebabkan kami memisahkan diri adalah karena penguasa kudeta telah melakukan pembantaian kepada para demonstran, dan melakukan aksi penangkapan besar-besaran kepada tokoh dan pimpinan bangsa” kata Shabir Muhammad, koordinator Tamarrud Helwan, seperti dikutip Dakwatuna, Kamis (29/8).
Pengumuman pemisahan diri Tamarud daerah Helwan disampaikan pada Selasa (27/8) lalu.
“Ketika menanda-tangani formulir pemberontakan, aku tidak berniat membunuh atau menangkap seorang pun. Saat itu aku hanya menuntut diadakannya pemilu lebih awal untuk memilih pengganti Presiden Mursi. Aku memang tidak setuju dengan beberapa kebijakan beliau,” kata Shabir di depan demonstran anti-kudeta.
“Kami sungguh terkejut, saat ini untuk sekadar mengkritik kebijakan As-Sisi saja kami dilarang. Orang yang mengkritiknya selalu mendapatkan ancaman dipenjara atau dibunuh,” tambahnya.
Shabir juga menegaskan bahwa ia bersama teman-temannya akan terus ikut dalam aksi-aksi yang dilakukan Koalisi anti-kudeta. [IK/Dkw]
0 komentar:
Posting Komentar