Jumlah korban pembantaian demonstran yang dilakukan militer Mesir hari ini terus bertambah. TV Al-Ahrar melaporkan, korban tewas (syahid, insya Allah) telah mencapai 2.200 orang. Sedangkan yang terluka telah melampaui 10.000 orang.
Juru bicara Ikhwanul Muslimin Gehad El-Haddad mengatakan, ribuan orang meninggal dalam 8 jam setelah pasukan keamanan Mesir memulai operasi pembersihan demonstran pro Presiden Muhammad Mursi yang telah berkemah di jalan-jalan Kairo sejak presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh rezim militer bulan lalu.
“Dalam 8 jam, sudah terjadi pembantaian massal. Tak ada satupun orang yang mampu menghentikan pembantaian ini, baik di Mesir maupun di dunia. Lebih dari 2.200 orang syahid dan 10.000 lainnya luka-luka. Biarkan dunia menyaksikannya!” kata Gehad El-Haddad, melalui akun twitter-nya yang terpantau sekira pukul 18.50 WIB, Rabu (14/8).
“Ini bukan upaya untuk membubarkan, tapi upaya berdarah untuk menghancurkan semua suara oposisi menentang kudeta militer,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam upayanya membubarkan paksa demonstrasi di Rabiah Adawiyah, militer membantai demonstran dengan tembakan gas air mata dan peluru tajam, menempatkan sejumlah snipper (penembak jitu) di atas gedung untuk menembaki demonstran, hingga menggunakan panser dan helikopter. Selain membantai demonstran di Rabiah Adawiyah, militer juga membubarkan paksa demonstrasi di Maidan Nahdlah dan membakar hidup-hidup demonstran yang bertahan di sana. [Danil S]
Juru bicara Ikhwanul Muslimin Gehad El-Haddad mengatakan, ribuan orang meninggal dalam 8 jam setelah pasukan keamanan Mesir memulai operasi pembersihan demonstran pro Presiden Muhammad Mursi yang telah berkemah di jalan-jalan Kairo sejak presiden Mesir Muhammad Mursi digulingkan oleh rezim militer bulan lalu.
“Dalam 8 jam, sudah terjadi pembantaian massal. Tak ada satupun orang yang mampu menghentikan pembantaian ini, baik di Mesir maupun di dunia. Lebih dari 2.200 orang syahid dan 10.000 lainnya luka-luka. Biarkan dunia menyaksikannya!” kata Gehad El-Haddad, melalui akun twitter-nya yang terpantau sekira pukul 18.50 WIB, Rabu (14/8).
“Ini bukan upaya untuk membubarkan, tapi upaya berdarah untuk menghancurkan semua suara oposisi menentang kudeta militer,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam upayanya membubarkan paksa demonstrasi di Rabiah Adawiyah, militer membantai demonstran dengan tembakan gas air mata dan peluru tajam, menempatkan sejumlah snipper (penembak jitu) di atas gedung untuk menembaki demonstran, hingga menggunakan panser dan helikopter. Selain membantai demonstran di Rabiah Adawiyah, militer juga membubarkan paksa demonstrasi di Maidan Nahdlah dan membakar hidup-hidup demonstran yang bertahan di sana. [Danil S]
0 komentar:
Posting Komentar