Bagi tiap orang zhalim yang perkasa; Allah selalu hadirkan pejuang gigih. Tapi Dia Maha Kuasa mengakhiri dengan hal kecil dan sederhana.
Bagi Fir'aun yang merasa kuasa mengalirkan Nil dan memperbudak Bani Israil; ada Musa yang tak putus asa. Tapi airlah yang mengakhiri si raja.
Bagi Namrud yang menyatakan mampu menghidupkan dan mematikan; ada Ibrahim mendebatnya. Tapi nyamuk saja yang menjadi sebab khatamnya.
Bagi gegap gempita kepungan pasukan Ahzab; ada keteguhan Nabi dan para sahabat di dalam Khandaq. Tapi anginlah yang menyapu bersihnya.
Bagi Abrahah dan pasukan gajah yang pongah; ada 'Abdul Muthalib berserah pada Allah. Lalu batu kecil dari sijjil dilempar burung mungil.
Bagi Jalut yang kuatnya membuat takut dan kecut; ada Thalut yang diutus bersama tabut. Tapi ketapel kecil bocah Dawud lah pembawa maut.
Maka tugas kita atas kezhaliman hanya taat pada Allah dan berteguh istiqamah. Lalu bersiaplah tuk kejutan pertolonganNya Yang Maha Jaya. [sumber: kulwit @salimafillah]
Bagi Fir'aun yang merasa kuasa mengalirkan Nil dan memperbudak Bani Israil; ada Musa yang tak putus asa. Tapi airlah yang mengakhiri si raja.
Bagi Namrud yang menyatakan mampu menghidupkan dan mematikan; ada Ibrahim mendebatnya. Tapi nyamuk saja yang menjadi sebab khatamnya.
Bagi gegap gempita kepungan pasukan Ahzab; ada keteguhan Nabi dan para sahabat di dalam Khandaq. Tapi anginlah yang menyapu bersihnya.
Bagi Abrahah dan pasukan gajah yang pongah; ada 'Abdul Muthalib berserah pada Allah. Lalu batu kecil dari sijjil dilempar burung mungil.
Bagi Jalut yang kuatnya membuat takut dan kecut; ada Thalut yang diutus bersama tabut. Tapi ketapel kecil bocah Dawud lah pembawa maut.
Maka tugas kita atas kezhaliman hanya taat pada Allah dan berteguh istiqamah. Lalu bersiaplah tuk kejutan pertolonganNya Yang Maha Jaya. [sumber: kulwit @salimafillah]
0 komentar:
Posting Komentar