Kendati menuai kecaman dan boikot dari sejumlah negara, militer penguasa kudeta Mesir terus menunjukkan keberingasannya. Setelah menangkap sejumlah qiyadah Ikhwanul Muslimin, militer menangkap Muhammad El Beltagi, Kamis (29/8) waktu setempat.
Beltagi adalah Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) yang merupakan sayap politik Ikhwan. Beltagi juga merupakan salah satu juru bicara Ikhwan yang dianggap lantang menentang militer.
Media pemerintah Mesir yang merupakan alat propaganda penguasa kudeta menyebut Beltagi ditangkap atas tuduhan menyulut kekerasan.
Selain Beltagi, militer juga menangkap mantan Menteri Tenaga Kerja Khaled al-Azhari pada hari yang sama.
Perintah penangkapan atas Beltagi sebenarnya telah dikeluarkan sejak 10 Juli lalu. Tetapi militer tidak pernah berhasil menangkapnya meskipun ia muncul setiap hari dalam aksi demo di Rabiah al-Adawiyah dan memberikan orasi di sana.
Sebelumnya, anak gadis Beltagi, Asmaa El Beltagi, telah dibunuh oleh militer dalam pembantaian ribuan demonstran sipil lainnya. Terbunuhnya Asmaa mengundang perhatian banyak pihak termasuk ilmuwan AS Noam Chomsky.
“Aku yakin, setelah pembunuhan Asmaa Al Beltaji, putri qiyadah Ikhwan, tidak ada lagi seorangpun di Mesir yang takut kepada kudeta, tidak ada lagi yang takut kepada tentara dan tidak ada lagi yang takut kepada kematian. Tentara Mesir telah membunuh seorang remaja yang masih muda, dilakukan oleh penembak jitu mereka supaya rakyat ingat bahwa siapapun yang menentang kudeta akan menemui nasib yang sama seperti Asmaa'. Namun rakyat Mesir sekali-kali tidak mundur. Mereka meneruskan perjuangan hingga akhir untuk mengecap kehidupan di dalam negara yang merdeka," kata Chomsky. [IK/Hdy/bsb]
Beltagi adalah Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) yang merupakan sayap politik Ikhwan. Beltagi juga merupakan salah satu juru bicara Ikhwan yang dianggap lantang menentang militer.
Media pemerintah Mesir yang merupakan alat propaganda penguasa kudeta menyebut Beltagi ditangkap atas tuduhan menyulut kekerasan.
Selain Beltagi, militer juga menangkap mantan Menteri Tenaga Kerja Khaled al-Azhari pada hari yang sama.
Perintah penangkapan atas Beltagi sebenarnya telah dikeluarkan sejak 10 Juli lalu. Tetapi militer tidak pernah berhasil menangkapnya meskipun ia muncul setiap hari dalam aksi demo di Rabiah al-Adawiyah dan memberikan orasi di sana.
Sebelumnya, anak gadis Beltagi, Asmaa El Beltagi, telah dibunuh oleh militer dalam pembantaian ribuan demonstran sipil lainnya. Terbunuhnya Asmaa mengundang perhatian banyak pihak termasuk ilmuwan AS Noam Chomsky.
“Aku yakin, setelah pembunuhan Asmaa Al Beltaji, putri qiyadah Ikhwan, tidak ada lagi seorangpun di Mesir yang takut kepada kudeta, tidak ada lagi yang takut kepada tentara dan tidak ada lagi yang takut kepada kematian. Tentara Mesir telah membunuh seorang remaja yang masih muda, dilakukan oleh penembak jitu mereka supaya rakyat ingat bahwa siapapun yang menentang kudeta akan menemui nasib yang sama seperti Asmaa'. Namun rakyat Mesir sekali-kali tidak mundur. Mereka meneruskan perjuangan hingga akhir untuk mengecap kehidupan di dalam negara yang merdeka," kata Chomsky. [IK/Hdy/bsb]
0 komentar:
Posting Komentar