Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama akhirnya turut mengecam pembantaian atas demonstran sipil pendukung Presiden Mursi. Pernyataan "hati-hati" dengan menyebut pembantaian Mesir sebagai "kekerasan atas warga sipil" itu disampaikan Obama, Kamis (15/8), menyusul masifnya kecaman masyarakat internasional usai tewasnya ribuan warga sipil di Rabiah Adawiyah dan An Nahdlah.
"Amerika Serikat mengecam keras langkah yang diambil oleh pemerintah sementara Mesir dan aparat keamanan. Kami menyesalkan kekerasan atas warga sipil, kami mendukung hak dasar universal atas martabat manusia, termasuk hak untuk berunjuk rasa damai," kata Obama dalam pernyataannya.
Sebagai bukti kesungguhan kecaman itu, Obama membatalkan program kerja sama militer yang sedianya digelar bulan depan.
"Sebagai hasilnya, pagi ini kami memberitahu pemerintah Mesir bahwa kami membatalkan latihan militer bersama dua tahunan yang rencananya berlangsung bulan depan."
Obama menambahkan, kekuatan bukanlah cara untuk mengatasi perbedaan politik dan tetap ada peluang untuk rekonsiliasi dan kesempatan mencapai jalur demokrasi.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam upayanya membubarkan paksa demonstrasi di Rabiah Adawiyah, militer membantai demonstran dengan tembakan gas air mata dan peluru tajam, menempatkan sejumlah snipper (penembak jitu) di atas gedung untuk menembaki demonstran, hingga menggunakan panser dan helikopter. Selain membantai demonstran di Rabiah Adawiyah, militer juga membubarkan paksa demonstrasi di Maidan Nahdlah dan membakar hidup-hidup demonstran yang bertahan di sana.
TV Al-Ahrar melaporkan, Rabu (14/8) malam, korban tewas (syahid, insya Allah) telah mencapai 2.200 orang, dan lebih dari 10.000 orang luka-luka. Sedangkan SinaiMesir melaporkan bahwa jumlah Muslim yang tewas di seluruh Mesir sudah mencapai angka 6.000 orang. [IK/Dtk/bsb]
"Amerika Serikat mengecam keras langkah yang diambil oleh pemerintah sementara Mesir dan aparat keamanan. Kami menyesalkan kekerasan atas warga sipil, kami mendukung hak dasar universal atas martabat manusia, termasuk hak untuk berunjuk rasa damai," kata Obama dalam pernyataannya.
Sebagai bukti kesungguhan kecaman itu, Obama membatalkan program kerja sama militer yang sedianya digelar bulan depan.
"Sebagai hasilnya, pagi ini kami memberitahu pemerintah Mesir bahwa kami membatalkan latihan militer bersama dua tahunan yang rencananya berlangsung bulan depan."
Obama menambahkan, kekuatan bukanlah cara untuk mengatasi perbedaan politik dan tetap ada peluang untuk rekonsiliasi dan kesempatan mencapai jalur demokrasi.
Sebagian korban pembantaian Mesir |
TV Al-Ahrar melaporkan, Rabu (14/8) malam, korban tewas (syahid, insya Allah) telah mencapai 2.200 orang, dan lebih dari 10.000 orang luka-luka. Sedangkan SinaiMesir melaporkan bahwa jumlah Muslim yang tewas di seluruh Mesir sudah mencapai angka 6.000 orang. [IK/Dtk/bsb]
0 komentar:
Posting Komentar