Turki kembali menunjukkan izzah-nya di depan masyarakat internasional. Pemerintah Erdogan menolak bantuan dana PBB bagi program pencegahan kekerasan dalam rumah tangga. Program tersebut merupakan kerjasama Kementerian Agama dengan Kementerian Sosial.
Menteri Agama Turki, Profesor Mehmet Görmez, menyatakan bahwa sebelum mengurusi isu kekerasan rumah tangga, PBB harus lebih dahulu menghentikan pembantaian rayat yang tidak berdosa di Suriah dan Mesir.
“Kami tidak akan mengambil satu sen pun uang PBB”, tandasnya seperti dikutip Fimadani, Jum’at (23/8).
Sementara Menteri Sosial, Fatimah Sehin mengaku sangat terguncang dengan aksi pembantaian dengan gas sarin rejim Bashar atas rakyatnya sendiri.
“Hari ini, tragedi kemanusiaan kembali terjadi 200 Km dari tempat kita berdiri. Namun kemanusiaan gagal kembali. Sama seperti Saddam yang tidak diketahui kuburannya, Al Assad akan bernasib sama,” kecamnya.
Seperti diketahui, kemelut di Mesir dan Suriah semakin memanas pasca Idul Fitri. Di Mesir, militer membantai 6.000 lebih demonstran. Sedangkan di Suriah, rezim Bashar Assad telah membantai ratusan ribu jiwa, termasuk 1.300 korban baru yang diserang dengan senjata kimia pada pekan ini. Menyikapi pembantaian di dua negeri Muslim tersebut, PBB belum menunjukkan langkah positif untuk mengatasinya. [AM/Rpb/Fmd/bsb]
Menteri Agama Turki, Profesor Mehmet Görmez, menyatakan bahwa sebelum mengurusi isu kekerasan rumah tangga, PBB harus lebih dahulu menghentikan pembantaian rayat yang tidak berdosa di Suriah dan Mesir.
“Kami tidak akan mengambil satu sen pun uang PBB”, tandasnya seperti dikutip Fimadani, Jum’at (23/8).
Sementara Menteri Sosial, Fatimah Sehin mengaku sangat terguncang dengan aksi pembantaian dengan gas sarin rejim Bashar atas rakyatnya sendiri.
“Hari ini, tragedi kemanusiaan kembali terjadi 200 Km dari tempat kita berdiri. Namun kemanusiaan gagal kembali. Sama seperti Saddam yang tidak diketahui kuburannya, Al Assad akan bernasib sama,” kecamnya.
Seperti diketahui, kemelut di Mesir dan Suriah semakin memanas pasca Idul Fitri. Di Mesir, militer membantai 6.000 lebih demonstran. Sedangkan di Suriah, rezim Bashar Assad telah membantai ratusan ribu jiwa, termasuk 1.300 korban baru yang diserang dengan senjata kimia pada pekan ini. Menyikapi pembantaian di dua negeri Muslim tersebut, PBB belum menunjukkan langkah positif untuk mengatasinya. [AM/Rpb/Fmd/bsb]
0 komentar:
Posting Komentar