Hari ini (29/8) Amerika Serikat (AS) dijadwalkan menyerang Suriah. Negara dzalim berperang melawan negara dzalim. Siapakah yang “memprovokasi” hingga keduanya bertemu di medan perang? Ternyata orang itu tidak lain adalah Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.
Banyak pihak yang kaget bagaimana Erdogan bisa berada di balik perang AS vs Suriah. Tetapi, lebih banyak lagi yang tidak mengetahui strategi Erdogan di balik perang hari ini.
Arya Sandhiyudha, kandidat Ph.D pada Fatih University Turki, mengungkapkan strategi Erdogan sejatinya adalah menerapkan makna sebuah bait shalawat: "Ahlikizh-Zholimin bidz Zhalimiin".
“Ada yang bershalawat ‘Ahlikizh-Zholimin bidz Zhalimiin’ (hancurkan orang dzalim dengan orang dzalim yang lain). Turki bershalawat juga bersiasat menerapkan maknanya: mempertemukan AS vs Suriah” kata Arya melalui akun twitternya.
Arya mengungkapkan, perang hari ini adalah buah pertemuan para diplomat dari 11 negara yang merupakan tindak lanjut pertemuan pemimpin militer sejumlah negara, 25 Agustus lalu. Direncanakan, koalisi penyerangan ke Suriah diikuti 30 negara lebih, dengan lima pemain inti: tiga negara pasukan tempur (AS, UK dan Perancis), satu pelatihan (Jordan) dan satu suplier logistik (Turki).
Selain untuk menghentikan kejahatan rezim Bashar Asad, serangan AS ke Suriah juga merupakan strategi Erdogan membantu Mesir.
“Jika AS mulai serang Suriah dan biayanya besar, maka media dan publik domestik AS akan makin kritis terhadap bantuan militer ke Mesir” lanjut Arya, “Kalau sampai (perang itu, red) berpengaruh ke ekonomi domestik, bantuan ke Mesir akan sangat dipermasalahkan”. [IK/Twt]
Banyak pihak yang kaget bagaimana Erdogan bisa berada di balik perang AS vs Suriah. Tetapi, lebih banyak lagi yang tidak mengetahui strategi Erdogan di balik perang hari ini.
Arya Sandhiyudha, kandidat Ph.D pada Fatih University Turki, mengungkapkan strategi Erdogan sejatinya adalah menerapkan makna sebuah bait shalawat: "Ahlikizh-Zholimin bidz Zhalimiin".
“Ada yang bershalawat ‘Ahlikizh-Zholimin bidz Zhalimiin’ (hancurkan orang dzalim dengan orang dzalim yang lain). Turki bershalawat juga bersiasat menerapkan maknanya: mempertemukan AS vs Suriah” kata Arya melalui akun twitternya.
Arya mengungkapkan, perang hari ini adalah buah pertemuan para diplomat dari 11 negara yang merupakan tindak lanjut pertemuan pemimpin militer sejumlah negara, 25 Agustus lalu. Direncanakan, koalisi penyerangan ke Suriah diikuti 30 negara lebih, dengan lima pemain inti: tiga negara pasukan tempur (AS, UK dan Perancis), satu pelatihan (Jordan) dan satu suplier logistik (Turki).
Selain untuk menghentikan kejahatan rezim Bashar Asad, serangan AS ke Suriah juga merupakan strategi Erdogan membantu Mesir.
“Jika AS mulai serang Suriah dan biayanya besar, maka media dan publik domestik AS akan makin kritis terhadap bantuan militer ke Mesir” lanjut Arya, “Kalau sampai (perang itu, red) berpengaruh ke ekonomi domestik, bantuan ke Mesir akan sangat dipermasalahkan”. [IK/Twt]
0 komentar:
Posting Komentar