Sebelumnya aku membaca di Fiqih Sunnah tentang keutamaan memberikan kelapangan kepada keluarga di hari asyura. Hari asyura adalah hari kesepuluh bulan Muharram. Pada tahun 1435 ini jatuh pada hari Kamis kemarin.
“Siapa yang memberi kelapangan bagi diri dan keluarganya di hari asyura, Allah akan memberikan kelapangan padanya sepanjang tahun,” demikian hadits riwayat Baihaqi yang dicantumkan di Fiqih Sunnah.
Aku kemudian membaca di Bersamadakwah.com, ternyata banyak hadits lain yang senada dengan itu. Baik diriwayatkan oleh Baihaqi, Thabrani maupun Hakim.
Artikel setahun yang lalu di Fimadani.com tak kalah menarik. Dari Abi Said Al Khudhri Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Siapa yang meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan atasnya belanja selama setahun.”
Oleh sebagian ulama hadits, hadits ini dilemahkan, namun sebagian lainnya mengatakan hadits ini shahih, lalu sebagian lainnya mengatakan hasan. Menurut Imam An Nawawi hal ini adalah amal yang dasar hukumnya lemah.
Yang menshahihkan di antaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi dan Ibnu Nashiruddin. As Suyuthi dan Al-Hafidz Ibnu Hajarmengatakan bahwa karena begitu banyaknya jalur periwayatan hadits ini, maka derajat hadits ini menjadi hasan bahkan menjadi shahih.
Sehingga Ibnu Taimiyah di dalam kitabnya Al Ikhtiyarat termasuk yang menganjurkan perbuatan ini di hari Asyura.
Pendek kata, aku mantap untuk memberikan kelapangan seperti anjuran dalam hadits tersebut. Maka aku berikan hadiah kepada keluarga, istri dan anakku, hari Kamis itu.
Dan benar. Keajaiban segera terjadi. Keesokan harinya, omsetku naik 700 persen alias tujuh kali lipat dibanding hari-hari biasanya. Sejak pagi, bisnisku lancar dan transfer ke rekeningku pun mengalir hinga malam hari.
Alhamdulillah, segala puji hanya kepadaNya kupanjatkan. Semoga naiknya omset ini adalah tanda keberkahan dan Allah terus memberikan kelapangan sepanjang tahun dan sepanjang hayat masih dikandung badan.
Aku percaya Allah tidak akan pernah ingkar janji. Aku pun percaya hadits Nabi Muhammad tidak akan keliru. Selama ia benar darinya, pasti benar pula isinya. []
Penulis : Burhanuddin Haqi
Alumni LDK, Enterpreneur pemula dari Surabaya
“Siapa yang memberi kelapangan bagi diri dan keluarganya di hari asyura, Allah akan memberikan kelapangan padanya sepanjang tahun,” demikian hadits riwayat Baihaqi yang dicantumkan di Fiqih Sunnah.
Aku kemudian membaca di Bersamadakwah.com, ternyata banyak hadits lain yang senada dengan itu. Baik diriwayatkan oleh Baihaqi, Thabrani maupun Hakim.
Artikel setahun yang lalu di Fimadani.com tak kalah menarik. Dari Abi Said Al Khudhri Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Siapa yang meluaskan belanja kepada keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan meluaskan atasnya belanja selama setahun.”
Oleh sebagian ulama hadits, hadits ini dilemahkan, namun sebagian lainnya mengatakan hadits ini shahih, lalu sebagian lainnya mengatakan hasan. Menurut Imam An Nawawi hal ini adalah amal yang dasar hukumnya lemah.
Yang menshahihkan di antaranya adalah Zainuddin Al-Iraqi dan Ibnu Nashiruddin. As Suyuthi dan Al-Hafidz Ibnu Hajarmengatakan bahwa karena begitu banyaknya jalur periwayatan hadits ini, maka derajat hadits ini menjadi hasan bahkan menjadi shahih.
Sehingga Ibnu Taimiyah di dalam kitabnya Al Ikhtiyarat termasuk yang menganjurkan perbuatan ini di hari Asyura.
Pendek kata, aku mantap untuk memberikan kelapangan seperti anjuran dalam hadits tersebut. Maka aku berikan hadiah kepada keluarga, istri dan anakku, hari Kamis itu.
Dan benar. Keajaiban segera terjadi. Keesokan harinya, omsetku naik 700 persen alias tujuh kali lipat dibanding hari-hari biasanya. Sejak pagi, bisnisku lancar dan transfer ke rekeningku pun mengalir hinga malam hari.
Alhamdulillah, segala puji hanya kepadaNya kupanjatkan. Semoga naiknya omset ini adalah tanda keberkahan dan Allah terus memberikan kelapangan sepanjang tahun dan sepanjang hayat masih dikandung badan.
Aku percaya Allah tidak akan pernah ingkar janji. Aku pun percaya hadits Nabi Muhammad tidak akan keliru. Selama ia benar darinya, pasti benar pula isinya. []
Penulis : Burhanuddin Haqi
Alumni LDK, Enterpreneur pemula dari Surabaya
0 komentar:
Posting Komentar