Hasil survei Indikator Politik Indonesia (Indokator) menunjukkan kecenderungan perilaku menerima politik uang menurut massa pemilih partai masih tinggi. Diantara tingginya kecenderungan itu, massa PKS memiliki kecenderungan yang paling rendah dalam menerima politik uang.
"Kecenderungan menerima politik uang tertinggi massa PKB (47 persen). Terendah, massa pemilih PKS (36 persen)," kata Direktur Eksekutif Indokator Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Kamis (12/12) seperti dikutip ROL.
Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah itu mengatakan, penerimaan terhadap politik uang tidak berhubungan dengan jenis kelamin, usia dan domisili. Kecenderungan lebih disebabkan oleh tingkat pendidikan dan pendapatan.
Lebih lanjut ia mengatakan, pemilih PKS merupakan masyarakat kelas menengah yang cenderung terdidik dan stabil secara ekonomi. Selain itu, menurutnya, pemilih PKS juga memiliki kedekatan dengan partainya.
Survei dilakukan di 39 dapil di daerah Jawa, Sumatra Utara, dan Sulawesi dilakukan Indikator pada September-Oktober 2013. Dengan jumlah sampel di setiap dapil sebanyak 400 orang. Sementara survei nasional dilakukan pada bulan Maret 2013. Dengan jumlah sampel 1.200 orang yang dipilih secara acak denganmargin of error sebesar 2.9 persen. Profil demografi responden terdiri dari 50 persen wanita dan 50 persen laki-laki. Dengan domisili di pedesaan (50.4 persen), dan perkotaan (49.6 persen). [Jj/Rol/bsb]
"Kecenderungan menerima politik uang tertinggi massa PKB (47 persen). Terendah, massa pemilih PKS (36 persen)," kata Direktur Eksekutif Indokator Burhanuddin Muhtadi di Jakarta, Kamis (12/12) seperti dikutip ROL.
Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah itu mengatakan, penerimaan terhadap politik uang tidak berhubungan dengan jenis kelamin, usia dan domisili. Kecenderungan lebih disebabkan oleh tingkat pendidikan dan pendapatan.
Lebih lanjut ia mengatakan, pemilih PKS merupakan masyarakat kelas menengah yang cenderung terdidik dan stabil secara ekonomi. Selain itu, menurutnya, pemilih PKS juga memiliki kedekatan dengan partainya.
Survei dilakukan di 39 dapil di daerah Jawa, Sumatra Utara, dan Sulawesi dilakukan Indikator pada September-Oktober 2013. Dengan jumlah sampel di setiap dapil sebanyak 400 orang. Sementara survei nasional dilakukan pada bulan Maret 2013. Dengan jumlah sampel 1.200 orang yang dipilih secara acak denganmargin of error sebesar 2.9 persen. Profil demografi responden terdiri dari 50 persen wanita dan 50 persen laki-laki. Dengan domisili di pedesaan (50.4 persen), dan perkotaan (49.6 persen). [Jj/Rol/bsb]
0 komentar:
Posting Komentar