Gerakan Ummat Islam Bersatu (GUIB) Jawa Timur yang beranggotakan 50 elemen ormas Islam termasuk Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendatangi Dinas Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Surabaya, Kamis (19/12). Mereka menyampaikan keresahan masyarakat atas praktik pemaksaan pemakaian kostum natal terhadap karyawan muslim.
“Selain silatuhrahim, GUIB memberikan informasi kepada Bakesbangpol tentang keresahan masyarakat atas praktik toleransi yang campur-aduk, khusunya yang semarak saat menyambut Perayaan Natal, “ ujar Sekjen GUIB Jatim, M. Yunus, seperti dilansir Hidayatullah, Jum’at (20/12).
Menurutnya, banyak laporan masyarakat tentang pendirian rumah ibadah ilegal, juga pemaksaan terhadap karyawan Muslim untuk menggunakan atribut Kristen oleh pemilik usaha.
Sebagai pelindung masyarakat pemerintah kota Surabaya, menurut Yunus, Bakesbangpol harus segera mengambil tindakan pencegahan terhadap hal-hal yang dianggap sensitif dalam keberagamaan ini.
GUIB berharap kondisi yang stabil dan aman menjelang Natal dan Tahun Baru ini terus terjaga dan tidak dirusak oleh oknum-oknum yang memanfaatkan hal-hal sensitif yang sengaja dilempar oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Sementara itu, Kepala Dinas Bakesbangpol, Soemarno menerima baik laporan dan pengaduan masyarakat lewat GUIB ini dan berjanji akan segera mengambil tindakan secepatnya.
“Insya Allah segera kami tindak lanjuti laporan ini, dan saya ucapkan terima kasih telah memberi informasi,” ungkap Soemarno.
Soemarno menambahkan bahwa secara umum kehidupan masyarakat Surabaya sangat damai dan aman. Untuk menjaga kerukunan dan kedamain yang telah tercipta di masyarakat, Yunus menuturkan, pihaknya butuh kerjasama semua elemen masyarakat termasuk , termasuk para ulama dan Ormas-ormas Islam.
Sebelumnya, Selasa (17/12) lalu, MUI Jawa Timur telah mengimbau perusahaan di Jawa Timur agar tidak memaksa karyawan muslim untuk memakai baju Sinterklas. [AM/Hidayatullah/Bersamadakwah]
“Selain silatuhrahim, GUIB memberikan informasi kepada Bakesbangpol tentang keresahan masyarakat atas praktik toleransi yang campur-aduk, khusunya yang semarak saat menyambut Perayaan Natal, “ ujar Sekjen GUIB Jatim, M. Yunus, seperti dilansir Hidayatullah, Jum’at (20/12).
Menurutnya, banyak laporan masyarakat tentang pendirian rumah ibadah ilegal, juga pemaksaan terhadap karyawan Muslim untuk menggunakan atribut Kristen oleh pemilik usaha.
Sebagai pelindung masyarakat pemerintah kota Surabaya, menurut Yunus, Bakesbangpol harus segera mengambil tindakan pencegahan terhadap hal-hal yang dianggap sensitif dalam keberagamaan ini.
GUIB berharap kondisi yang stabil dan aman menjelang Natal dan Tahun Baru ini terus terjaga dan tidak dirusak oleh oknum-oknum yang memanfaatkan hal-hal sensitif yang sengaja dilempar oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Sementara itu, Kepala Dinas Bakesbangpol, Soemarno menerima baik laporan dan pengaduan masyarakat lewat GUIB ini dan berjanji akan segera mengambil tindakan secepatnya.
“Insya Allah segera kami tindak lanjuti laporan ini, dan saya ucapkan terima kasih telah memberi informasi,” ungkap Soemarno.
Soemarno menambahkan bahwa secara umum kehidupan masyarakat Surabaya sangat damai dan aman. Untuk menjaga kerukunan dan kedamain yang telah tercipta di masyarakat, Yunus menuturkan, pihaknya butuh kerjasama semua elemen masyarakat termasuk , termasuk para ulama dan Ormas-ormas Islam.
Sebelumnya, Selasa (17/12) lalu, MUI Jawa Timur telah mengimbau perusahaan di Jawa Timur agar tidak memaksa karyawan muslim untuk memakai baju Sinterklas. [AM/Hidayatullah/Bersamadakwah]
0 komentar:
Posting Komentar