Hadiahku, Wasilah Menjemput HidayahNya

Di zaman sekarang, sarana dakwah telah berkembang. Kita bisa berdakwah secara tidak langsung, yakni dengan meminjamkan atau memberikan hadiah berupa kaset-kaset pengajian (audio/audio visual) atau buku-buku Islam yang menggugah. Dakwah dengan cara ini memiliki banyak kelebihan, yang diantaranya:

1. Tidak terkesan menggurui.
2. Materi lebih berbobot karena pemateri adalah seorang yang memang berilmu dan lebih bertakwa.
3. Penjelasan materi lebih detail.
4. Luwes dalam penggunaan waktu, karena dapat diputar atau di baca ketika saudara kita punya waktu luang.
5. Cara ini paling mudah dilakukan karena paling halus dalam masuk ke topik agama.

Adapun kelemahan tetap ada meskipun sebenarnya lebih kecil, yaitu diantaranya:
1. Bisa jadi materi tidak pas dengan keadaan, mood atau problematika dan latar belakangnya.
2. Bisa saja buku itu tidak dibaca atau kaset itu tidak disetel.

Dalam kenyataan sehari-hari cara ini sesungguhnya banyak membuahkan hasil. Secara umum saudara kita sangat menghargai pemberian saudaranya. Ini adalah fitrah di mana seseorang amat menyukai hadiah dan akan timbul di dalam hatinya rasa kasih kepada yang memberinya, sebagaimana hadiah merupakan salah satu sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Ingat hadiah maka aku teringat dengan kisah yang aku alami terhadap saudara jauh aku yang ada di seberang sana, waktu itu.

Ketika dia akan pulang ke desa tempat kota kelahirannya aku bermaksud membelikannya sebuah hadiah. Akan tetapi hadiah itu bukanlah sebagai tanda kasih sayang seperti biasanya, karena dia dia bukanlah seorang muslim yang taat kebanyakan yang aku kenal. Boro-boro taat, shalat hanya Syarib (Isya’ dan Maghrib). Hadiah yang aku harapkan adalah sesuatu yang bisa mengguggahnya agar mengenal Islam lebih dalam.

Selama ini aku tak mampu berdakwah kepadanya secara langsung melalui penjelasan atau perdebatan. Maksimal aku hanya bisa memberinya teladan. Kadangkala ketika dia butuh seorang teman dan mengajak ngobrol selagi aku pas ada waktu maka aku temani. Beginilah akhlak orang Islam terlebih yang mengaku dirinya yang bertaqwa. Akan tetapi, sebentar lagi dia akan pulang ke kampung halaman karena permintaan orang tuanya yang sudah tua dan lagi mulai sakit-sakitan. Aku harus berbuat sesuatu untuknya.

Ketika aku berjalan-jalan di Surabaya pas ada acara pertemuan aktivis dakwah, maka aku sempatkan untuk mampir ke toko buku lslam yang sudah menjadi langganan saya ketika harus membeli buku. Di toko buku itulah aku melihat sebuah buku ber-cover putih dan warna hijau tulisan judul buku tersebut yang nampaknya cukup menarik dan pas untuk dibaca orang yang belum kenal Islam. Aku lihat harganya, ehm teramat murah untuk sebuah hadiah. Hanya beberapa ribu rupiah. Apakah pantas buku ini aku berikan sebagai hadiah? Dan aku teringat akan hadits Rasulullah tentang antar satu sama lain sesama muslim untuk senantiasa saling memberi. “Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai (HR al-Bukhari, al-Baihaqi, Abu Ya’la)

Hadits ini menyatakan bahwa saling memberi hadiah merupakan sarana untuk menumbuhkan rasa saling mencintai di antara kaum Muslim. Al-Hafizh Ibn Hajar berkata, mengikuti al-Hakim, “Jika dengan tasydîd maka itu berasal dari al-mahabbah dan jika tidak dengan tasydîd maka itu berasal dari al-muhâbâh. Hal itu karena hadiah termasuk bagian dari akhlak Islam yang ditunjukkan oleh para nabi di didorong oleh para pengganti mereka di antara para wali; (bisa) melembutkan hati dan melenyapkan kemarahan di dalam dada.”

Hadiah adalah pemberian dalam makna pemindahan kepemilikan suatu harta kepada pihak lain karena adanya hubungan, untuk menjalin kedekatan dan kasih sayang, atau sebagai penghormatan.

Singkatnya, buku itu aku beli dan aku berikan kepadanya. Waktu berlalu begitu cepatnya dan tak terasa telah setahun sudah. Aku pun sebenarnya sudah melupakan perihal itu hingga tiba-tiba aku mendapat sms dari nomor yang asing yang masuk ke layar hpku. Aku tidak mengenal nomor itu, dari mana ia tahu nomorku. Setelah aku baca isi sms itu barulah aku paham bahwa ternyata sms itu dari dia. Nomornya telah berganti dengan nomor yang baru. Ia bercerita bahwa buku itulah yang membuatnya penasaran ingin tahu lebih banyak tentang Islam, kemudian ia banyak membaca buku-buku tentang Islam lainnya dan bertanya dengan seorang ustadz yang ada di kotanya. Dan sekarang ia telah menjadi seorang muslim yang memegang prinsip Islam yang mengakar kuat pada pribadinya.

Dalam hati aku membatin dan bertanya bagaimana bisa semudah ini ya Allah? Hanya dengan sebuah buku yang tak seberapa harganya ternyata bisa mengubah nasib orang, dan bukan sembarang nasib. Nasib yang mempertaruhkan akidah seseorang. Memang bener-benar kita tidak boleh meremehkan suatu perbuatan yang nampaknya kecil dari sudut pandang kita tapi tidak di pandangan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dan dengan kejadian ini aku mengazzamkan diri untuk senantiasa memberikan hadiah berupa buku kepada siapa dalam kesempatan apa bagaimana dan dimanapun berada.

Yuk kita semarakkan sunnah Rasulullah dengan gemar memberi kepada sesama kita. Memberi tidak harus dengan yang mahal hingga jutaan yang ribuan saja juga tidak masalah ketika membawa makna bagi yang menerima itu lebih berkah syukur-syukur yang jutaan bagi mereka yang membutuhkan. Wallahu a’lam [Mija Akhmadt]

Kultum Ramadhan: Tahu Diri

"Bukankah telah datang suatu masa atas manusia, yang ketika itu dia merupakan sesuatu yang tidak bisa disebut" QS Al-Insan :1.

Ketika Rasulullah saw, dalam sebuah taklim, menjelaskan tentang hari berbangkit. Dimana setelah kiamat besar terjadi, manusia akan dibangkitkan kembali dari kuburnya dan menghadap kepada Allah swt untuk di-hisab, diadili di Padang Mahsyar.

Tiba-tiba seorang musyrik yang mendengarkan kalimat ini, bergegas ke rumahnya, diambilnya cangkul dan digalinya kuburan. Lalu dipungutnya tulang belulang yang telah patah, sampai potongan-potongan kecil. Lalu dibawanya dan di tumpahkannya ke hadapan Rasulullah saw.

"Ya Muhammad, engkau yang benar saja. Apakah mungkin tulang belulang yang sudah hancur ini bisa hidup kembali," ujar orang musyrik itu.

Lalu Rassulullah saw membacakan surat Al-Insan diatas. "Bukankah telah datang suatu masa atas manusia, yang ketika itu dia merupakan sesuatu yang tidak bisa disebut?," terang Nabi saw.

"Dulu, sebelum lahir saya ini tidak ada, engkaupun tidak ada, semua manusia tidak ada. Tidak bisa diberi nama, tidak bisa disebut, karena sesuatu yang belum ada wujudnya. Barulah Allah menciptakan manusia dari air mani yang bercampur".

Dengan kata lain Nabi saw, ingin menguji logika orang musyrik tadi. Bahwa dulu manusia tidak ada, atas kekuasaan Allah swt kemudian menjadi ada. Nah sekarang bahannya sudah ada, sudah ada tulang belulangnya, tentu dengan Maha Pencipta Allah swt, akan bisa menyusunnya kembali.

"Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur" QS Al-Insan:2.

Oh, ternyata manusia itu hanya diciptakan dari setetes mani saja. Bukan dari sebongkah emas atau sekarat berlian.

Kemudian dijadikan-Nya pendengaran, penglihatan dan hati, agar manusia itu bersyukur.

Tahu diri itu sangat penting. Siapa kita, dari mana asal kita dan akan kemana kita setelah kehidupan ini berakhir. Kalau orang tidak tahu diri, maka tentu tidak tahu posisi, tidak tahu menempatkan dirinya, baik di hadapan Allah swt, Yang Maha segalanya ataupun dihadapan manusia.

Dengan memahami hakikat diri, tentu akan menjauhkan kita dari sikap sombong dan takabur. Sombong kepada Allah swt, sombong kepada manusia atau sombong kepada hewan, tumbuhan atau makhluk lainnya.

Apapun kedudukan kita dihadapan manusia, ternyata kita hanyalah makhluk Allah yang kecil dan kerdil.

Ya Allah, janganlah Engkau usir kami –dalam kehinaan kami ini- dari sisi-Mu. Ya Allah, janganlah Engkau usir kami –dalam kehinaan diri kami- dari pintu-pintu-Mu. Pinta kami di akhir Ramadhan ini. Duhai Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Penulis : Tifatul Sembiring
Sumber: Antara Ramadhan





Untuk membaca kultum Ramadhan lainnya, silahkan klik
KUMPULAN KULTUM RAMADHAN 2013

Laporkan Iklan Negatif

Sebagian iklan yang tampil di situs bersamadakwah.com adalah iklan yang dipasang melalui agen periklanan (selanjutnya disebut agen), tidak langsung dipasang melalui bagian periklanan bersamadakwah.com (selanjutnya disebut bersamadakwah). Iklan tersebut akan tampil kepada setiap pengunjung dengan tampilan iklan yang berbeda-beda, tergantung lokasi, waktu, karakter, bahasa, serta variabel lain dari masing-masing pengunjung. Dengan kata lain, iklan yang dilihat oleh pengunjung A belum tentu muncul/dilihat oleh pengunjung B, dan seterusnya.

Agen memberikan kesempatan kepada bersamadakwah untuk memblokir iklan-iklan tertentu yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, apabila bersamadakwah mendapati iklan dengan gambar yang tidak pantas atau konten iklan yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam (selanjutnya disebut: iklan negatif), bersamadakwah dapat langsung memblokir iklan tersebut berdasarkan alamat domain / URL nya. Namun bersamadakwah akan kesulitan untuk mendeteksi iklan negatif di luar jangkauan pantauan kami. Sedangkan iklan positif pada dasarnya berjumlah lebih banyak daripada iklan negatif.

Oleh karena itu bagi para pembaca yang mendapati munculnya iklan negatif pada situs bersamadakwah, dapat langsung melaporkannya kepada kami melalui email:

bersamadakwah[at]yahoo[dot]com

dengan menyertakan:

1. alamat URL iklan tsb (URL iklan kadang tertera di bawah iklan, jika tidak ada, klik kanan banner iklan tersebut, lalu salin link-nya, atau jika iklannya berupa animasi Flash (tidak bisa diklik kanan) maka klik dahulu iklan tersebut maka akan muncul URL iklannya),
2. screenshot iklan tsb (optional),
3. serta alasannya mengapa iklan tersebut layak diblokir.

Kami akan mem-follow-up setiap laporan iklan ini dengan memblokir iklan-iklan yang memang dinilai negatif. Laporan iklan juga dapat dilakukan melalui form di bawah ini.

Dengan kontrol dari para pembaca, mudah-mudahan iklan yang tampil adalah iklan yang positif dan kita dapat mengeliminasi iklan-iklan yang negatif. Kami meyakini bahwa iklan yang positif jumlahnya lebih banyak daripada iklan yang negatif. Dengan kata lain, bersamadakwah mendukung segala bisnis/usaha yang positif yang ingin memasang iklan di sini.

Ulil Abshar Abdalla: Tak Mau Indonesia Alami Problem Mesir? Hadang Kekuatan Islamis

Gembong Jaringan Islam Liberal (JIL) Ulil Abshar Abdalla memperingatkan agar masyarakat tidak membiarkan kekuatan Islamis membesar di Indonesia. Politisi Partai Demokrat itu secara khusus juga menuding PKS sebagai pembawa ideologi Islamis yang tidak boleh dibiarkan meluas pengaruhnya.

"Tak mau Indonesia mengalami problem Mesir? Jangan biarkan kekuatan Islamis membesar di Indonesia. Itu kata kuncinya" kicau Ulil di akun twitternya, kemarin.

Menurut Ulil, jika kekuatan Islamis terlalu kuat, akan timbul politik sektarian dan masyarakat terpolarisasi.

"Pelajaran dari Mesir: Jika kekuatan Islamis terlalu kuat di sebuah negara, politik akan cenderung sektarian, masyarakat terpolarisasi."

Berbeda dengan banyak umat Islam yang mempermasalahkan kudeta militer, Ulil justru menilai Ikhwanul Muslimin sebagai "biang" masalah bagi Mesir.

"Militer bukan pencetus masalah. Pencetus masalah adalah praktek politik Ikhwan yang bikin marah rakyat Mesir," tambahnya.

Gembong JIL yang pernah menyatakan jilbab tak harus diikuti karena merupakan budaya Arab itu juga bersyukur kekuatan Islamis di Indonesia tidak besar.

"Alhamdulillah, di Indonesia kekuatan Islamis tak terlalu besar. Jika membesar, kita akan menghadapi masalah seperti Mesir. Tugas kita adalah melakukan kritik terus-menerus agar ideologi Islamis di Indonesia yang dibawa PKS tak meluas pengaruhnya."

Seperti tidak puas dengan twit tersebut, Ulil mengulangi dan menegaskan rasa syukurnya sebab kekuatan Islamis –khususnya PKS- tidak terlalu besar di Indonesia.

"Sekali lagi, kita bersyukur kepada Allah SWT, kekuatan kaum Islamis (yakni PKS) tak terlalu besar di Indonesia," kicaunya. [IK/Twt]

THR untuk 7 Turunan

Andaikan saja presiden negeri ini membuat pengumuman,

"Wahai rakyat negeri yang kucintai. Mulai malam ini, hingga sembilan malam mendatang, pintu kerajaanku terbuka lebar untuk kalian semua.

Aku telah menyediakan jamuan spesial di acara open house itu. Kalian bisa makan sepuasnya, minum sepuasnya, bersenang-senang sepuasnya. Setelah kalian puas, silahkan dibungkus. Bawa oleh-oleh untuk keluargamu di rumah. Sebanyak mungkin. Agar semuanya kebagian.

Di antara sepuluh malam itu, aku akan selipkan sebuah kejutan dahsyat bagi siapa saja yang bersungguh-sungguh. Aku sediakan THR yang cukup untuk hidup sampai tujuh turunan."

Apa yang ada dalam benak kita jika ada pengumuman dari Istana Negara seperti itu? Bisa dipastikan, jumlah pengunjung akan membludak. Dan, dipastikan, Sang Presiden tak bisa memenuhi janjinya.

Saya yakin, semua warga juga sangat antusias dalam menyambut pengumuman itu. Pastilah ada yang menyiapkan bantal, kasur, makanan ringan, pakaian ganti, handuk, alat mandi,dan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk bermalam selama sepuluh hari.

Jika ada beberapa yang enggan, kemungkinannya ada dua. Dia termasuk orang yang malas. Atau sombong. Yakni merasa tak butuh dengan apa yang ditawarkan oleh Sang Presiden di Negerinya itu. Benar?

Nah, sayangnya, ketika pengumuman itu datang melalui insan Paling Mulia di Jagat Raya ini, menyampaikan apa yang diperintahkan oleh Dzat yang Menciptakan Sang Presiden, bahkan kepastiannya dijamin tak akan meleset, masih saja kita dapati sebuah pemandangan yang berkebalikan.

Sehingga, ketika Allah mengundang kaum muslimin untuk bermalam di RumahNya, sangat banyak diantara kita yang memilih acuh. Bahkan, banyak berdalih aneka cerita.

Padahal jelas janjiNya melalui lisan utusanNya, barangsiapa berjalan menuju Masjid untuk mencari kebaikan atau mengajarkan kebaikan, maka dia seperti Mujahid Fi Sabilillah.

Atau sabda Nabi yang lain, Siapa yang melangkahkah kaki ke masjid, maka satu langkahnya sebagai penghapus dosa dan satu langkah yang lain sebagai pengangkat derajat.

Kemudian, setibanya di RumahNya itu, kita disuguhi dengan aneka hidangan super lezat. Cukup duduk sambil dzikir, maka sudah dihitung I'tikaf. Ketika ia bertatap muka dengan sesamanya, berjabat tangan dan bertukar senyum, maka terhitung silaturahim. Apa balasan silaturahim? Siapa yang mengikat tali silaturahim, maka dipanjang umur, diluaskan rejeki dan dihindarkan dari penyakit.

Jikapun hanya tidur, setelah niat baik, maka bisa tercatat sebagai memakmurkan RumahNya. Dahsyat balasannya, "Hanya orang-orang yang beriman dengan Allah dan Hari Akhirlah yang memakmurkan Masjid."

Apalagi? Sangat banyak kawan. Bahkan, di forum itu, semua keutamaan diberikan oleh Sang Pemilik Rumah. Sampaikan semua hajat kita, maka Dia akan mengabulkan. Sampaikan saja.

Minta jodoh. Mulai dari satu, dua, tiga atau empat. Asal adil. Minta rejeki. Berapapun, karena Dia Maha Kaya. Agar dimudahkan segala urusannya. Agar dijauhkan dari penyakit. Agar Islam segera berjaya. Agar kaum Muslimin segera memenangkan pertempuran melawan kebatilan.

Sudah. Datang saja. Berdoa saja.

Untuk diri sendiri. Istri, suami, orang tua, kakek, nenek, anak, kakak, adik, keponakan, cucu, sahabat dan semuanya. Untuk negeri ini. Agar barokah dengan iman dan taqwa. Untuk Mesir, Palestina, Suriah, Rohingnya, dan semua negeri muslim lainnya. Berdoa pula agar Allah menjadikan diri ini bagian dari para Pejuang itu. Minimal, dengan kita mencintai dan mendoakan mereka yang berjuang.

Apakah ini bukan suatu tawaran sangat sangat sangat spesial? Adakah tawaran lain dari pihak lain yang lebih spesial dari tawaran ini?

Bahkan, jikapun kita tidak meminta apapun di RumahNya itu, Maka Dia akan memberikan yang terbaik dari apa yang kita butuhkan. Apalagi, ketika kita datang dengan niat yang tulus, melangkah dengan gagah, mengamalkan sepenuh hati apa yang telah diajarkan oleh Sang Nabi. Maka yakinlah, dunia dan seisinya adalah seperti sayap nyamuk. Kecil. Sangat tak layak jika dibandingkan dengan segala macam imbalan yang Allah berikan.

Dan jika, imbalan bukan menjadi alasan kita. Maka ketulusan niat itu, akan membuat kita cukup dengan Allah. Hasbunallah wa ni’mal wakiil. Ni'mal maula wa ni'man nashiir.

Adakah kita akan menyia-nyiakan tawaran ini? Sementara esok, tak ada yang bisa menjamin bahwa kita masih bernafas. Apalagi tahun depan?!



Penulis : Pirman
Penulis Antologi Surat Cinta Untuk Murobbi dan sejumlah buku lainnya
Penulis resensi di sejumlah media cetak
Facebook: usman.alfarisi.9

Kultum Ramadhan: Jibril menangis

ilustrasi
"Maka orang-orang kafir itu, pakaian mereka dibuatkan dari api neraka, lalu disiramkan ke atas kepalanya rebusan air mendidih. Hancur luluhlah isi perut dan kulit-kulit mereka" QS Al-Hajj: 19-20.

Ketika peristiwa Isra' Mi'raj, Rasulullah saw diperlihatkan kepada pemandangan penduduk neraka. Diantaranya, ada orang yang lidahnya setiap saat semakin panjang, hingga berlilit-lilit dan diinjak-injak orang di jalan.

Lantaran merasa kesakitan, orang itu lalu menggunting lidahnya. Akan tetapi lidahnya kembali menjadi panjang, lalu diguntingnya kembali. Begitulah keadaannya seterusnya.

Ada lagi seseorang yang membawa bara neraka di sebuah piring. Lalu bara itu dimakannya, langsung tembus dari mulut hingga ke anusnya. Orang itu melolong sangat kesakitan, namun bara itu kembali dimakannya, dan tembus lagi sampai ke anusnya, dia melolong kembali. Begitulah seterusnya.

Ada pula orang yang perutnya sebesar kamar, setiap akan berdiri, orang itu langsung terbanting jatuh. Dicobanya lagi berdiri, namun ia jatuh lagi. Begitulah seterusnya.

Ada juga pemandangan perempuan lacur, orang yang saling pukul kepala dengan martil dan sebagainya.

Rassulullah saw bertanya kepadaa Malaikat Jibril yang menemani beliau saw:
"Apa dosa-dosa orang itu wahai Jibril," tanya Rasulullah saw.

Malaikat Jibrilpun menjelaskan, bahwa orang yang memotong-motong lidahnya itu, adalah diakibatkan dosanya yang sering bergunjing, membicarakan keburukan saudaranya.

Adapun orang yang memakan bara api neraka itu disebabkan, karena waktu di dunia ia suka memakan harta anak yatim dengan cara tidak benar. Sedangkan orang yang perutnya sebesar kamar itu disebabkan dosanya yang suka memakan riba, bunga uang.

Lalu malaikat Jibril bercerita tentang api neraka. Bahwa Allah swt, telah menyalakan api neraka itu selama 1.000 tahun, sehingga apinya menjadi merah padam bernyala-nyala.

Lalu dipanaskan lagi 1.000 tahun, lantaran suhu panasnya, api itu berubah warna menjadi putih. Lalu Allah swt memanaskannya selama 1.000 tahun lagi, hingga apinya berubah menjadi hitam pekat dan gelap.

"Jika ada manusia yang dilemparkan ke dalamnya, maka sekejap saja langsung akan musnah," ujar Jibril.

Kemudian malaikat Jibril pun menangis. "Mengapa engkau menangis Ya Jibril," tanya Rasulullah saw. "Aku takut kepada jiwaku," ucap Jibril.

"Bukankah engkau adalah malaikat, yang tidak mungkin berbuat maksiat kepada Allah swt," kata Nabi saw.

"Benar, akan tetapi takdir Allah bisa berlaku atas siapa saja. Bukankankah Iblis itu asalnya adalah penduduk Surga, lalu berlaku takdir Allah swt atasnya. Hingga Iblis menjadi penghuni Neraka," urai Jibril.

Ya Allah, kami berlindung pada-Mu dari api neraka dan segala apa yang mendekatkan kami kepadanya, baik niyat, perkataan, perbuatan maupun tekad-tekad kami. Amien.

Ada seroja yang tengah merona
Simbol kota-raja semakin merekah
Apa bahagia yang paling sempurna
Berkumpul keluarga di syurga Allah



Penulis : Tifatul Sembiring
Sumber: Ramadhan Antara





Untuk membaca kultum Ramadhan lainnya, silahkan klik
KUMPULAN KULTUM RAMADHAN 2013

Kultum Ramadhan: Ibadah dan Cinta

"Dan Cinta... dapat menghilangkan segala rasa sakit" ~ Al-Bushiri.

Wajah Tsaubaa' terlihat pucat, sehingga seorang sahabat bertanya kepadanya: "Ya Tsaubaa', mengapa engkau terlihat pucat? Apakah engkau kurang sehat?," ujar sahabat.

"Alhamdulillah sehat, akan tetapi aku sudah tiga hari tidak berjumpa dengan Rasulullah saw," jawab Tsaubaa'.

Kerinduan kepada seseorang yang kita cintai terkadang mempengaruhi jiwa dan alam pikiran. Bahkan terkenang setiap waktu.

Dan ini terlukis di wajah Tsaubaa' yang rindu berjumpa Nabi saw, rindu mendengarkan taujih, arahan beliau saw. Rindu mendengar berita wahyu yang baru turun. Bahkan sekadar ingin memastikan apakah Rasulullah saw, baik-baik dan sehat-sehat saja.

Kisah lain yaitu tentang sahabat bernama Ka'ab, yang setiap sebelum subuh mencari air lalu memberikannya kepada Rasulullah saw untuk berwudhu. Demikianlah yang dilakukan Ka'ab setiap hari menjelang Subuh, sehingga Rasulullah saw, berkata: "Ya Ka'ab, mintalah apa yang engkau inginkan. Nanti aku mohonkan kepada Allah, dan Insya Allah akan dikabulkan," ujar Nabi saw.

"Saya tidak minta apa-apa ya Rasulullah. Saya hanya ingin bersama engkau di surga Allah," jawab Ka'ab.

"Kalau engkau ingin bersamaku di Surga kelak, maka bantulah dengan memperbanyak sujud," kata Nabi saw.

"Katakanlah (Ya Muhammad), jika kalian mencintai Allah, maka ikutilah aku (Nabi saw). Maka kalian akan dicintai Allah dan diampuni segala dosa kalian..." QS 3:31.

Cara mencintai Allah swt adalah dengan menghidupkan sunnah Nabi saw, bukan dengan mengada-adakan sesuatu yang tidak ada tuntunannya di dalam Al Quran maupun sunnah Nabi saw.

Ibadah adalah puncak dari rasa kecintaan. Dia berawal dari pengenalan kita terhadap ayat-ayat Allah, baik ayat qawliyyah (Al-Qur’an dan Sunnah) maupun ayat-ayat kawniyyah (Alam dan seluruh makhluk).

Dari pendalaman memahami ini, akan mulai muncul rasa simpati kepada kebesaran Allah swt, kepada nikmat Allah, kekuasaan Allah, kebaikan Allah swt dan sebagainya.

Barulah kemudian mewujud dalam bentuk ketaatan yang sejati, kesetiaan yang tak mudah goyah, yang berujung dalam bentuk penghambaan dan penyerahan total diri kita kepada Allah swt.

Inilah hakekat ibadah yang sebenarnya, yaitu pengabdian kepada Yang Maha Pencipta, Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Upaya penghambaan ini tentu akan berbuah manis, yaitu beroleh cinta dari Allah swt, diampuni segala dosanya dan dimasukkan ke dalam surga-Nya.

Semoga ibadah Ramadhan ini, kian menuntun kita semakin dekat kepada cinta Allah swt.

Kalau mengerti jenisnya lebah
Tentu hindari si pohon kapuk
Kalau mengerti makna ibadah
Tentu menjadi lebih khusyuk



Penulis : Tifatul Sembiring
Sumber: Ramadhan Antara





Untuk membaca kultum Ramadhan lainnya, silahkan klik
KUMPULAN KULTUM RAMADHAN 2013

Ikadi Kampar Bedah Buku Konsep Bid'ah & Teloransi Fiqih, MUI Mengapresiasi

Bertempat di ballroom hotel Altha Bangkinang, Pengurus Daerah Ikatan Da'i Indonesia Kabupaten Kampar menggelar acara bedah buku "Konsep Bid'ah & Toleransi Fiqih" pada Ahad (28/7). Bedah buku itu menghadirkan langsung penerjemah dan pengantar buku tersebut, Dr. H.Taufiq Q Hulaimi, MA.MEd.

Peserta yang terdiri dari para da'i- da'iyah, mubaligh dan pengurus masjid yang ada di kabupaten Kampar tampak antusias menghadiri acara ini. Ketua Ikadi Kampar, Tamarudin, S.Pd.I menejelaskan, digelarnya acara bedah buku ini berangkat dari diskusi di media sosial. "Ketika buku ini di upload ke facebook, cukup banyak yang komentar. Dan kemudian salah satu ustad yang juga anggota DPRD Kampar, ustad Syahrul A'idi meminta Ikadi untuk memfasilitasinya. Setelah dibawa ke rapat pengurus, akhirnya disepakati untuk kita laksanakan", terangnya.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah mendorong dan membantu hingga terlaksananya acara ini. "Acara ini adalah sebagian kecil dari usaha kami untuk membangkitkan kembali tradisi ilmiah di Kabupaten Kampar. Insya Allah dalam waktu dekat kita akan mengadakan training menulis untuk para ustad di Kabupaten Kampar. Kita sedang menjalin kerjasama dengan pihak penerbit. Insya Allah dengan dukungan dari semua pihak, apa yang kita rencanakan dapat terlaksana" tambahnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Kampar, Dr.Mawardi M Saleh, Lc, MA mengapresiasi Ikadi Kampar yang telah menggelar acara ini. "Fenomena bid'ah ini memang sedang hangat- hangatnya menjadi perbincangan di tengah-tengah masyarakat kita. Alhamdulillah, Ikadi Kampar tanggap dengan hal ini dan semoga ini bisa memberikan pencerahan kepada para da'i-da'iyah yang kemudian ini disampaikan kepada jamaah-jamaahnya di tempat masing- masing" jelasnya.

Ia juga menyarankan kepada para da'i-da'iyah untuk membaca buku ini. "Saya sarankan kepada para da'I dan mubaligh untuk membaca buku ini, buku yang di tulis oleh Dr. Abdul Ilah Bin Husain Al-'Arfaj ini sangat bagus, menggunakan bahasa yang sangat santun dan sangat ilmiah" jelasnya. [avin]

Ketika Allah 'Menampar' Kita dengan Mesir dan Suriah (Kulwit Salim A Fillah)

Kita membaca tarikh dan musuhpun menyimak sejarah; Al Aqsha dan Palestina selalu dibebaskan dari paduan dua arah; Mesir & Suriah. Ini pertarungan.

Khalid dari arah Suriah dan 'Amr ibn Al 'Ash dari arah Mesir; maka Allah memilih Abu 'Ubaidah membebaskan Al Aqsha dan 'Umar menerima kuncinya.

Setelah mengambil-alih Mesir dari kebobrokan Fathimiyah dan mewarisi Nuruddin Mahmud Zanki di Suriah; Shalahuddin Al Ayyubi membebas Al Aqsha.

Maka hari ini; kaum Muslimin yang sempat tersenyum oleh Mursi di Mesir dan menaruh harap pada Mujahidin di Suriah; harus lagi memanjang sabar.

Banyak kepentingan yang belum merelakan dua negeri ini menjadi pangkalan perjuangan agar Ummat kembali dapat shalat dan beri'tikaf di Al Aqsha.

Hendaknya lalu kita tahu; kepedulian soal Mesir dan Suriah bersatumuara ke iman kita, cinta kita, rindu kita; tuk menziarahi Al Aqsha merdeka.

Hari-hari ini Mesir gegap gempita; "Suara damai ini lebih tajam dari peluru; tekad kami lebih baja dari senjata"; maka Allah menguji mereka.

Allah menyiramkan darah agar bumi Mesir subur; mengambil syuhada' agar anak-anak sejarah tahu betapa mahal dan berharga apa nan diperjuangkan.

Juga sejak dua tahun sebelumnya; Suriah telah membayarkan 100.000 nyawa; tapi mata dunia belum utuh terbuka bahwa musuh kemanusiaan ini nyata.

Maka hari ini; jika puasa terasa melemahkan; jika tarawih melelahkan; jika tilawah memayahkan; mari menatap sejenak ke arah Mesir dan Suriah.

Sebab mereka nan mewakili kita di garis depan iman; dibakar musim panas, direpotkan hajat, dicekam ancaman, disuguhi besi dan api; tapi teguh.

Mereka nan darahnya mengalir dengan tulang pecah; tapi tak hendak membatalkan shaum sebab ingin syahid berjumpa Rabbnya dalam keadaan puasa.

Mereka gadis-gadis belia yang menulis nama di tangannya; agar jika syahadah menjemput dan jasad remuk tiada yang susah bertanya siapa namanya.

Hari ini ketika kolak dan sop buah tak memuaskan ifthar kita; tataplah sejenak ke negeri yang kucing pun jadi halal karena tiadanya makanan.

Hari ini sungguh kita ditampar Allah dengan Mesir; dengan kepahlawanan mereka nan lebih suka bertemu Allah daripada hidup membenarkan tiran.

Hari ini sungguh kita ditampar Allah dengan Suriah; ketika kisah ibu yang memasak batu dan menidurkan anaknya dalam hujan peluru adalah fakta.

Sebab mungkin 60 tahun penjajahan kiblat pertama, masjid suci ketiga, dan penzhaliman atas ahlinya belum utuh mencemburukan hati imani kita. [Sumber: @salimafillah]

Kupilih Engkau Karena Allah

Judul : Kupilih Engkau Karena Allah
Penulis : Jauhar al-Zanki
Penerbit : Pro-U Media - Yogyakarta
Cetakan : I ; Februari 2013
Ukuran : 221 Halaman ; 12 x 20 cm
Harga : Rp 32.000,-

Bagi seorang muslim, apalagi aktivis dakwah, menikah bukan sekedar tertautnya dua fisik dan keluarga. Bagi mereka, menikah adalah pertautan antara ideologi dan cita-cita. Menikah adalah bagian tak terpisahkan dari proses penghambaan diri kepada Allah. Ia merupakan ibadah unggulan yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Ada banyak hal yang dijadikan pertimbangan. Dan pertimbangan itu, bukan mempersulit melainkan mempermudah. Bukan pula untuk berlama tanpa sebab, tetapi menyegerakan setelah siap.

Tercapainya visi suci pernikahan berupa terlahirnya generasi yang memberatkan bumi dengan kalimat tauhid, sangat erat kaitannya dengan proses memilih pasangan. Baik oleh laki-laki maupun perempuan. Dalam hal memilih, Islam memberikan kemudahan. Bahwa memilih tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja. Dalam Islam, perempuan diberikan hak pula untuk memilih. Tentu, dengan cara ahsan yang sudah diatur dan dicontohkan dengan baik oleh generasi awal agama ini. Sebut saja Ummu Khadijah yang mengajukan dirinya untuk Rasululah Yang Mulia. Seperti halnya laki-laki, wanita yang mengajukan diri dengan keyakinan penuh, adalah satu dari sekian banyaknya wujud keshalihan dan keinginan untuk menjaga diri dari dosa.

Terkait pilihan terhadap calon jodoh, Rasulullah sudah jauh-jauh hari memberikan guidenya, “Wanita dinikahi karena empat perkara : hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah karena agama, niscaya kalian akan beruntung.” Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim ini merupakan panduan yang tidak bisa ditwar lagi. (Hal 20)

Artinya, sebagai konsekuensi atas kemusliman kita, maka dalam memilih calon pasangan, yang dijadikan acuan utama adalah agamanya. Bukan sekedar kaya, darah biru ataupun cantik. Sehingga, memilih yang cantik, kaya ataupun keturunan ningrat bukanlah larangan. Tapi kesemuanya itu, harus didahuli dengan kata shalih atau shalihah (bagus agamanya). Maka, ketika pilihan dijatuhkan kepada mereka yang baik secara agamanya, disertai embel-embel duniawi lainnya, niscaya kita akan beruntung.

Diantara beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai syarat keshalihan seseorang yang akan kita pilih adalah, selaras dan seimbang, pandai memelihara diri, santun perangainya, bisa menjaga rahasia, cermat dan bersahaja, menerima apa adanya, gampang dipinang, bibit unggul, taat dan bersahabat, bukan pencemburu buta, suka menyambung kekerabatan, menyayangi anak kecil dan mantap jiwanya. (Bab II)

Setelah pertimbangan-pertimbangan tersebut sudah dibicarakan dengan perantara, baik itu sahabat, guru, ustadz maupun orang tua, maka Islam membolehkan seorang peminang untuk melihat calon yang akan dipinangnya.

Melihat dalam makna lahir dan batin. Lagi-lagi, dalam hal ini Islam memberikan aturan yang jelas. Melihat calon diperbolehkan agar peminang semakin mantap terhadap calon pasangan hidupnya itu. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah, “Jika salah seorang diantara kalian meminang seorang wanita, maka tak ada dosa baginya untuk melihatnya jika maksudnya ingin benar-benar meminangnya, meskipun wanita itu tidak mengetahui (bahwa dirinya sedang dilihat). (HR Ahmad dan Thahawi) (Hal 97)

Melihat calon juga dianjurkan agar tidak terjadi penyesalan setelah pernikahan. Karena hal ini pernah terjadi di zaman nabi. Ada Sahabiyah yang menikah dengan seorang Sahabat. Memang, akhlak Sahabat tersebut sangatlah baik. Namun sebagai manusia, masalah fisik tidak bisa diabaikan begitu saja. Sehingga selepas nikah, Sahabiyah itu minta ijin kepada nabi agar diceraikan oleh suaminya lantaran fisik suami yang tidak seperti dalam bayangannya. Bahkan, dalam riwayat tersebut dikatakan, “Jika saja dia bukan suamiku, aku akan meludahinya ketika melihat wajahnya.” Sahabiyah itu mohon ijin cerai karena takut tidak taat kepada suaminya.

Hal berikutnya yang tidak boleh dilupakan oleh calon peminang adalah mengadukannya kepada Allah. Bahwa di atas semua pertimbangannya, ada Allah yang Maha Kuasa. Hendaklah pernikahan itu disandarkan kepada Dzat yang memerintahkannya. Sehingga, ketika terjadi riak dan gelombang di kemudian hari, pasangan tersebut bisa kembali minta tolong kepada Allah yang telah mempersatukan mereka.

Di luar itu semua, masing-masing muslim memang harus mempersiapkan diri dan berusaha sekuat mampunya. Terkait hasil –menikah kapan dengan siapa- itu adalah hak prerogatif Allah. Manusia hanya pelaku, bukan penentu hasil. Maka ketika belum mendapatkan apa yang diharapkan, bisa jadi, Allah menginginkan agar seseorang berusaha lebih keras lagi, lebih cerdas lagi.

Kesiapan masing-masing individu juga tak bisa dikesampingkan. Mulai dari persiapan ilmu sebagai panduan perjalanan, mental sebagai bekal, fisik sebagai sarana, ekonomi sebagai penunjang kebahagiaan dan persiapan sosial dalam rangka bermasyarakat selepas nikah. (Hal 160-168)

Dengan sajian yang mengalir, santun dan lembut ini, Jauhar al-Zanki mengajak para calon pengantin untuk sungguh-sungguh dalam proses mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan besar bernama pernikahan. Dengan lugas, penulis menyajikan analisis yang berimbang, dengan panduan kisah-kisah yang terjadi di zaman nabi. Sangat sayang dilewatkan bagi mereka yang hendak menikah, maupun bagi orang tua yang akan memilihkan jodoh untuk anak-anaknya.[]



Penulis : Pirman
Penulis Antologi Surat Cinta Untuk Murobbi dan sejumlah buku lainnya
Penulis resensi di sejumlah media cetak
Facebook: usman.alfarisi.9

I’tikaf

I’tikaf secara bahasa berarti tinggal/diam di suatu tempat, baik dengan tujuan yang baik maupun tujuan yang buruk. Jadi secara bahasa, orang yang diam di suatu tempat persembunyian untuk bersiap mencuri –misalnya- bisa disebut sebagai i’tikaf. Sebagaimana Al Qur’an juga menyebutkan, orang yang berdiam diri di depan patung untuk menyembahnya, secara bahasa juga menggunakan akar kata yang sama dengan i’tikaf.

إِذْ قَالَ لِأَبِيهِ وَقَوْمِهِ مَا هَـٰذِهِ التَّمَاثِيلُ الَّتِي أَنتُمْ لَهَا عَاكِفُونَ
"(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: 'Patung-patung apakah ini, yang kamu beri’tikaf/tekun dalam beribadah kepadanya?'." (QS. Al Anbiya’ : 52)

Pengertian I’tikaf secara Istilah
Pengertian i’tikaf secara istilah dalam syariat adalah menetap dan tinggal di masjid dengan tujuan untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Disyariatkannya I’tikaf
Para ulama’ berijma’ bahwa i’tikaf disyariatkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beri’tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari terakhir. Para sahabat juga melakukan i’tikaf sebagaimana contoh Nabi Muhammad ini.

Bahkan, pada Ramadhan terakhir sebelum wafat, Rasulullah beri’tikaf hingga dua puluh hari. Hal ini diterangkan di hadits riwayat Imam Bukhari, Abu Dawud, dan lain-lain.

Sepeninggal Rasulullah, para istri beliau juga beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.

Hukum I’tikaf
I’tikaf (secara istilah, syar’i), hukum asalnya adalah sunnah. Terutama i’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. I’tikaf di waktu yang lain yang dilakukan secara sukarela juga hukumnya sunnah.

Sedangkan yang kedua, i’tikaf bisa menjadi wajib jika seseorang bernazar akan melakukan i’tikaf. Sebagaimana Umar bin Khatab radhiyallahu anhu menyampaikan nazarnya kepada Rasulullah: “Ya Rasulullah, aku telah bernazar akan beri’tikaf di Masjidil Haram satu malam.” Rasulullah pun bersabda: “Penuhilah nazarmu itu!”

Demikian pengertian dan hukum i’tikaf, masih ada beberapa pembahasan berikutnya mengenai i’tikaf yang semoga bisa menyusul kemudian, yakni:
- Batasan waktu i’tikaf
- Tempat sah i’tikaf
- Syarat i’tikaf
- Rukun i’tikaf
- Sunnah-sunnah i’tikaf
- Hal yang makruh dilakukan saat i’tikaf
- Hal yang boleh dilakukan saat i’tikaf
- Hal yang membatalkan i’tikaf

[Maraji’: Fiqih Sunnah bab i’tikaf, Panduan Taklim Ramadhan]

Pendukung Mursi Dibantai, Paus Gereja Ortodoks Berterimakasih pada As Sisi

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka.” (QS. Al Baqarah : 120)

Salah satu bukti ayat di atas, agaknya bisa dilihat dengan jelas di Mesir, hari-hari ini. Paus Gereja Orthodoks, Tawadros II, berterima kasih kepada pemimpin kudeta Jenderal As-Sisi menyusul pembantaian yang dilakukan militer di Rabiah Adawiyah yang telah menewaskan sedikitnya 120 pendukung Mursi dan 4.500 lainnya luka-luka.

“Terima kasih… Terima kasih… Terima kasih… bagi semua orang yang telah membuka pintu-pintu harapan bagi kita semua. Mereka adalah militer Mesir yang agung, kepolisian Mesir yang hebat, rakyat Mesir yang memelihara asal-usul leluhurnya. 26/7/2013. Terima kasih… Terima kasih… Terima kasih…”, tulis Tawadros II di akun twitternyaa, seperti dikutip Dakwatuna.

Sontak, sikap tokoh Kristen itu sangat disayangkan. Mengingat selama ini Islam dan Ikhwanul Muslimin justru menghargai dan tidak pernah memaksa mereka.

Dalam risalah pekanannya, Mursyid ‘Amm Ikhwanul Muslimin mengirimkan surat terbuka yang mengingatkan persatuan, jasa umat Islam membebaskan umat Kristen Koptik dari penindasan Romawi, dan bagaimana umat Islam memperlakukan mereka dengan baik selama memerintah Mesir. [AM/Dkw/Fmd]

Amien Rais: IPM dan IMM Tersusupi Ide Sekuler

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Amien Rais mengungkapkan, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) telah tersusupi ide sekuler.

“IPM dan IMM semuanya sudah tersusupi ide sekuler, plural dan lain lain. Inilah perbedaan mencolok antara Muhammadiyah dulu dan sekarang,” ujar Amien Rais kepada Majalah Tabligh seperti dikutip salam online, Ahad (28/7).

Seperti yang pernah dilakukannya, Amien menyarankan aktifis IPM dan IMM untuk membaca Al Qur’an dulu sebelum berinteraksi dengan pemikiran barat yang sekuler.

“Sebelum saya membaca buku-buku barat, baca Al-Qur’an dulu. Karena orang yang sudah baca Al-Qur’an, dia akan sampai pada kesimpulan bahwa berbagai ideologi yang ditawarkan oleh manusia seperti mainan anak-anak yang tidak berbobot,” pesannya.

Lantas dia mengutip Ulama Mesir Sayyid Quthb yang memandang sangat rendah pemikiran manusia sehebat apapun ketika seseorang telah paham Al-Qur’anul Karim.

“Seorang yang duduk di bawah perlindungan Al-Qur’an ibarat sedang duduk di bukit yang tinggi, kemudian melihat anak-anak sedang bermain-main dengan mainannya. Orang yang sudah paham Al-Qur’an akan bisa merasakan bahwa ideologi yang sifatnya man-made, buatan manusia, itu hanya lucu-lucuan saja. Hanya menghibur diri sesaat, untuk memenuhi kehausan intelektual ala kadarnya,” imbuhnya. [IK/Slm]

Erdogan: Kami Takkan Diam Lihat Umat Islam Dibantai, Bagaimana denganmu?

Turki mengajak negara-negara muslim mengutuk kebengisan militer Mesir. Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan menegaskan, Turki tidak akan diam melihat situasi Mesir di mana umat Islam dibantai. Ia juga mengajak seluruh umat Islam untuk tidak berdiam diri membiarkan darah saudara-saudara mereka tumpah.

“Wahai kalian yang beragama Islam! Saudara-saudara kalian di Mesir sedang dibantai. Keadilan dan hak asasi telah disembelih. Dengarkah kalian? Melihatkah kalian? Apakah kalian tidak menyadari darah saudara-saudara kalian yang sedang ditumpahkan?,'' kata Erdogan dalam konferensi pers menanggapi situasi terakhir di Mesir seperti dikutip Anadolu Agency, Ahad (28/7).

Turki kecewa kepada banyak pihak atas insiden yang terjadi di Mesir. Termasuk pada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan negara pengaku demokratis. Menurutnya, tidak ada toleransi atas tindakan militer di Mesir.

Erdogan menilai, internasional tidak tegas menanggapi situasi di Mesir. Padahal, tambahnya, semestinya sebagai wadah dan negara pendukung demokrasi sudah sepatutnya melihat situasi di Mesir adalah tindakan brutalisme.

Turki meminta agar internasional turun tangan. ''Kami (Turki) tidak akan diam melihat situasi Mesir. Bahkan jika internasional ikut membiarkan,'' ujar dia.

Pernyataan keras Erdogan itu disampaikan usai terjadinya pembantaian di Rabiah Adawiyah oleh militer Mesir. Pembantaian pada Sabtu (27/7) pagi itu menewaskan sedikitnya 120 orang dan 4.500 lainnya luka-luka. [IK/Rpb/bsb]

Zuhairi Misrawi: Islamis di Indonesia Perlu Bersyukur Tidak Kita Bunuh Seperti di Mesir

Kader muda NU yang berpikiran liberal, Zuhairi Misrawi, memberikan pernyataan yang menyesatkan. Dalam tweet yang diunggahnya, Sabtu (27/7), tentang kondisi terkini politik Mesir, ia menyatkan bahwa puluhan militer dan rakyat Mesir ditembak dan dibom oleh Ikhwanul Muslimin dalam dua pekan ini. Caleg PDIP itu juga menyatakan, kalangan islamis di Indonesia perlu bersyukur karena tidak dibunuhi seperti yang terjadi di Mesir.

“Puluhan militer dan rakyat Mesir ditembak dan dibom oleh Ikhwanul Muslimin dalam 2 minggu ini. Mesir menuju perang saudara,” tulisnya seperti dikutip Fimadani.

Ia menyatakan bahwa apa yang ia tulis itu adalah kenyataan yang terjadi di Mesir, merujuk pada sejumlah media yang mendukung kudeta Mesir dan berhaluan nasionalis sekuler.

Menurutnya, berita yang dimuat kantor berita Indonesia ANTARA, adalah pemberitaan yang salah.

“Media di dalam negeri juga mesti paham, bahwa IM pegang senjata dan bom bunuh diri.”

Zuhairi menambahkan, Ikhwanul Muslimin menantang militer dan militer punya mandat melawan kekerasan. Jika kedua pihak tidak bisa menahan diri, akan terjadi tragedi kemanusiaan.

Ketika sejumlah pengguna Twitter mengkritik pernyataannya, aktivis liberal yang diduga pernah menyatakan ketidakwajiban melaksanakan shalat tersebut malah menyebut pengkritiknya dengan sebutan hewan berkaki empat.

Zuhairi juga menyatakan bahwa Islamis di Indonesia beruntung karena ia dan kawan-kawannya tidak membunuhi mereka sepertihalnya Islamis Mesir.

“Kaum Islamis di negeri ini patut bersyukur, krn kita tidak akan membunuh mereka. Di Mesir, mereka dibunuh dan dinistakan,” tulisnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, polisi Mesir telah meminta pendukung kudeta untuk menggelar unjuk rasa pada hari Jumat demi menentang pengunjuk rasa Pro-Mursi. Akibatnya, penyerbuan polisi atas pengunjukrasa anti kudeta mengakibatkan 200 orang meninggal dan 4500 lainnya luka-luka. [Sumber: Fimadani]

Doakan Muslim Mesir, PKS Gresik Gelar Shalat Ghaib

Sekitar 100 kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Gresik menggelar shalat ghaib, Ahad (28/7), untuk mendoakan ratusan Muslim Mesir yang gugur Sabtu (27/7) pagi hingga hari ini. Shalat ghaib dilaksanaan usai shalat Dzuhur dengan imam ustadz Nasiruddin.

Acara yang merupakan rangkaian peringatan Nuzulul Qur’an itu didahului dengan ceramah agama oleh Kyai Abdurrahman, salah seorang ulama muda NU yang juga menjadi ustadz di salah satu pesantren di Gresik. Dalam tausiyahnya, pengurus MWC NU Kebomas itu menjelaskan bahwa diantara penyebab kemunduran umat Islam adalah jauhnya umat dari Al Qur’an dan virus hubbud dunya wakarahiyatul maut alias cinta dunia dan takut mati.

Dalam pengantar sebelum shalat ghaib, ustadz Nasiruddin menambahkan, umat Islam di dunia itu laksana satu tubuh. Jika yang satu sakit, maka yang lain pun merasakan sakit pula. Sekat-sekat teritorial tidak boleh menghalangi kepedulian dan empati kepada sesama muslim. Terlebih jika mereka dizalimi saat memperjuangkan nilai-nilai Islam seperti yang terjadi di Mesir. [JJ/lgs]

Kultum Ramadhan Imam Masjid Gaza: "Semoga Ramadhan Depan Palestina Bebas dari Penjajahan"

Shalat tarawih di Masjid Muhajirin Gresik, Rabu (24/7) malam, sangat istimewa. Sebabnya, kultum Ramadhan ba’da tarawih diisi oleh Syaikh Amzad Khalifah Abu Hamzah, Pengasuh Tahfidzul Qur’an Al Kahfi Gaza dan sekaligus imam masjid di Palestina.

Syaikh Amzad memulai kultumnya dengan membaca surat Al Isra’ ayat pertama:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Beliau menjelaskan tentang Masjidil Aqsha yang merupakan kiblat pertama umat Islam, dan keutamaan untuk mengingat dan menjaganya. Kedudukan masjid Al Aqsha juga bisa dilihat dari histori masjid mulia ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi itu.

Warga Gaza saat ini sedang mempertahankan tanah Palestina yang dijajah oleh Israel sejak 1948. Palestina bukan hanya milik penduduknya saja, tapi milik umat Islam seluruh dunia. Di dalamnya terdapat kiblat pertama. Oleh karena itu, wajib bagi seluruh umat Islam untuk berjuang dan berkontribusi bagi masjid Al Aqsha. Syaikh Amzad mempertegas, hukum berjuang membela Masjid Al Aqsha ini adalah fardhu ‘ain sama sepeti kita melakukan sholat dan puasa.

Kondisi Palestina saat ini sangat menyedihkan. Anak, keluarga, rumah, dan harta umat Islam di sana dikorbankan untuk untuk berjuang melawan penindasan dari bangsa Yahudi. Setiap hari zionis menghancurkan masjid, rumah, dan ladang milik umat Islam lalu diganti oleh zionis menjadi tempat-tempat maksiat.

Yang mengherankan, Syaikh Amzad menyampaikan bahwa jumlah umat Yahudi saat ini hanya 15 juta saja namum mereka sangat gigih siang malam menghancurkan Palestina dan menghancurkan umat Islam. Sedangkan umat Islam jumlahnya lebih 1,5 miliar. Pertanyaanya adalah, apakah kita akan tinggal diam saja Masjid Al Aqsha dihancurkan?

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ (10 تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya

Selanjutnya beliau menyinggung tentang jihad bagi umat Islam, di mana pengertian di sini bisa bermakna jihad dengan jiwa raga kita ataupun jihad dengan harta atau dana yang kita miliki. Dan inilah yang memungkinkan kita lakukan, karena jihad dengan jiwa orang Palestina sendiri sudah cukup dan mampu untuk melakukannya.

Gaza telah diblokade selama 7 tahun. Kota ini luasnya tidak lebih dari kota Jombang Jawa Timur yang memiliki warga 2 juta, yang mana saat ini sangat sulit menemukan kondisi untuk santai, karena rudal musuh sewaktu waktu bisa jatuh dan ini hampir setiap hari, selama 365 hari dalam setahun.

Beliau menambahkan bahwa kondisi ekonomi di sana sangat memprihatinkan. Dalam kungkungan embargo ekonomi , kondisi makanan kekurangan, susu untuk anak-anak sangat terbatas, listrik hampir mati, BBM harganya sangat tinggi. Namun demikian, meski banyak jatuh korban yang syahid, mereka menolak mengangkat bendera putih.

Meskipun kondisi di sana sangat memprihatinkan, Gaza mampu melahirkan ribuan penghafal Qur’an. Bahkan ada yang sanggup menghapal Al Qur’an 30 juz hanya dalam waktu 2 bulan. Para mujahidin di Gaza hampir setiap hari menghafal Al Qur’an, mereka selalu dekat dengan Al Qur’ an sehingga mereka tidak takut dengan Israel, walaupun Israel merupakan negara yang ditakuti Amerika, Rusia, China termasuk Arab.

Sekarang mereka membuat miniatur Masjid Al Aqsha untuk memberikan pelajaran bagi generasi penerus mereka , dengan cara menaruh d irumah rumah mereka. Salah satu tujuannya adalah melatih anak kecil mencintai Al Aqsha dan cinta akan jihad Palestina.

Sebelum ditutup, beliau mengingatkan bahwa yang membebaskan Al Aqsha dulu adalah Umar Bin Khattab yang keturuna Arab dan selanjutnya adalah Shalahudin Al Ayyubi yang bukan keturunan dari Arab, tetapi keturunan dari bangsa Qurtubi. Dan bisa jadi, pembebas selanjutnya adalah dari bangsa Indonesia. Semoga Ramadhan depan Masjid Al Aqsha sudah terbebas dari penjajahan. [Danil S]

(Video) Orator Termuda di Dunia Dukung Presiden Mursi Tolak Kudeta

Panggung demonstrasi di bundaran Rabiah Adawiyah ternyata tidak hanya diisi oleh para ulama dan tokoh-tokoh nasional Mesir. Panggung yang berada di depan ratusan ribu hingga jutaan rakyat Mesir setiap harinya sejak kudeta itu juga diisi oleh orator cilik yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak (TK).

Orasi yang disiarkan eksklusif oleh Rassd, media populer keenam di Timur Tengah, itu bukan hanya menarik perhatian rakyat Mesir, tetapi juga mampu menyemangati jutaan pendukung Presiden Mursi.

Bagaimana aksi orator termuda sedunia di panggung demonstrasi? Berikut ini videonya seperti dilansir Mesir Kini, Sabtu (27/7):

Wakaf adalah Harta Terbaikku

“Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” (QS Ali Imran: 92)

Di dalam ilmu tajwid, kita mengenal istilah “wakof”. Sebuah istilah yang mengatur bagaimana arahan mengenai kapan harus berhenti, sebaiknya berhenti atau malah dilarang berhenti ketika membaca Al Qur’an. Dengan memahami kaidah ini, tentunya pembacaan Al Qur’an yang kita lakukan akan sempurna.

Sementara dalam haji, kita juga mengenal istilah “wukuf”. Wukuf adalah kegiatan utama dalam ibadah haji. Bahkan, inti ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah untuk berdiam diri dan berdoa di tanggal 9 Zulhijjah. Bila dalam rangkaian kegiatan haji jamaah tidak dapat melaksanakan wukuf dengan baik, maka tidak sempurna ibadah hajinya.

Untuk ibadah harta, Rasulullah saw juga menganjurkan “wakaf”. Wakaf adalah satu jenis sedekah yang harus dikelola dengan khusus. Harta yang diwakafkan beralih dari kepemilikan pribadi kepada kepemilikan umat yang dikelola untuk sebesar-besar manfaatnya bagi umat. Harta wakaf tidak dapat diwariskan ataupun diperjualbelikan. Anjuran wakaf Rasulullah saw hadir sebagai bentuk ketaatan atas penegasan Allah bahwa kesempurnaan kebajikan akan hadir setelah mampu secara ikhlas mensedekahkan sebahagian harta yang paling kita cintai.

Kalau zakat adalah kewajiban dan sedekah untuk menjemput keberkahan hidup, maka wakaf adalah sebuah panggilan hati. Menafkahkan harta yang paling kita cintai adalah sebuah pilihan besar antara rasa berhak menikmati harta yang telah kita perjuangkan dengan susah payah; dengan keyakinan bahwa harta adalah titipan Allah semata dan dapat menjadi jalan ibadah menuju ridho-Nya dunia-akhirat. Belum lagi, harta tercinta tentu juga bukan harta sembarangan, pastilah harta terbaik yang kita miliki.

Adalah sebuah fitrah bahwa manusia tentu tergoda untuk mencintai harta berlebihan. Namun, menjadikan diri terhindar dari godaan untuk mencintai harta berlebihan adalah sebuah pilihan. Pilihan untuk “menghilangkan” harta dengan jalan bersedekah atau berwakaf adalah sebuah keputusan yang kadang tidak mudah. Terlebih dengan perhitungan rasionalitas, logika dan berkurangnya kenyamanan hidup.

Tetapi, kehilangan harta pada akhirnya pasti akan terjadi. Bisa karena musibah/takdir dimana Allah berkehendak mencabut harta tersebut, kebakaran misalnya. Ataupun, memang karena kematian telah datang dan membuat harta kemudian menjadi hak ahli waris. Hanya saja, hilang karena sedekah atau wakaf tentulah hanya secara kasat mata di dunia. Setelah wafat, harta tersebut akan kembali dalam bentuk tabungan atau investasi pahala yang menjadi modal penting menghadapi hari perhitungan Allah kelak.

Karena itu, bila belum berwakaf, bisa jadi kita belum memiliki sebuah harta terbaik yang menyempurnakan keberkahan hidup. Tanpa wakaf, bisa jadi kita juga belum memiliki sebuah harta terbaik yang bisa kita banggakan ketika datang hari dimana Allah membandingkan kebaikan dan keburukan kita. Padahal, hasil pembandingan itu akan memutuskan apakah kita akan menghuni surga Allah yang Maha Indah, atau justru neraka Allah yang sedetik pun kita tidak sanggup menanggung pedih azabnya.

Mari sempurnakan ibadah harta kita dengan wakaf. Mari miliki harta terbaik untuk keberkahan hidup kita di dunia dan akhirat.

Wallahu a’lam bis shawab.[]


Penulis : Urip Budiarto
Direktur Tabung Wakaf Indonesia - Dompet Dhuafa

Militer Bantai Pendukung Mursi, 120 Gugur, 4.000 Terluka

Sedikitnya 120 pendukung Presiden Mursi gugur (syahid, insya Allah) setelah diberondong pasukan Jenderal As Sisi, Sabtu (27/7) pagi waktu setempat. Pembantaian dimulai dengan penembakan gas air mata oleh para polisi menjelang fajar di bundaran Rabi’ah Adawiyah.

Sejumlah pemuda yang hendak menunaikan shalat Subuh membalas serangan polisi itu dengan melempar batu. Bukannya berhenti menembakkan gas air mata, pasukan keamanan pro kudeta justru semakin beringas. Mereka memberondong massa dengan peluru tajam. Sedikitnya 120 pendukung Mursi syahid dan sekitar 4.000 lainnya luka-luka.

Pola serangan menjelang fajar tersebut mirip dengan serangan serupa terhadap pendukung Mursi di kompleks Garda Republik di Kairo 3 pekan lalu di saat massa sedang shalat Subuh yang menewaskan 61 orang, kata seorang wartawan Mesir seperti dikutip Fimadani.

Selain di Kairo, kekejaman militer dan pro kudeta juga dilaporkan terjadi di Iskandariyah, kota terbesar kedua setelah Kairo. Media massa setempat melaporkan, sekitar 200 pendukung Mursi masih terperangkap di Masjid Agung Qaid Ibrahim di pusat kota Iskandariyah akibat dikepung aparat kemanan sejak Jumat malam.

Peristiwa tragedi menjelang fajar ini tidak satu pun televisi Mesir menyiarkannya, dan hanya tampak berulang kali tayang ulang aksi demo pendukung tentara pada Jumat lalu. Sejauh ini, pihak Ikhwanul Muslimin dan pendukung Mursi menyatakan akan terus bertahan hingga hari Ahad besuk.

Penasihat Syaikh Al-Azhar, Dr.Hasan Syafi’i dalam pernyataannya di televisi Al-Jazeera mengutuk pembunuhan massal itu. Ia mengatakan, lebih 100 orang yang dibunuh dari kalangan pemuda Mesir itu bukan hanya dari Ikhwanul Muslimin dan seakan-akan mereka diperlakukan seperti bukan manusia.

Syaikh Hasan juga menyeru kepada para ulama Mesir khususnya Syeikh Al-Azhar Dr.Ahmad Thayyib, serta ulama yang berada di luar Mesir seperti Mekah, Syam, Malaysia, Singapura dan seluruh dunia untuk melakukan sesuatu.

Ia juga menyindir El Baradai yang tidak berkomentar apa-apa terhadap pembunuhan massal yang dilakukan militer hari ini.

“Di mana Dr.Muhammed El-Baradei? Yang mana ketika pemerintahan Dr.Mursi, ketika hanya seorang yang dibunuh ia berkata Mursi sudah hilang kelayakan memerintah. Bagaimana dengan pembunuhan beramai-ramai ini?” tandasnya. [AM/Fmd/bsb]

Perankan Propaganda, Seluruh TV Mesir Hanya Tayangkan Demo Pro-Tentara

Demo pro-Mursi di berbagai tempat
Seluruh jaringan televisi nasional yang hampir semuanya milik pemerintah hanya menyiarkan demo pro-tentara pada Jumat (26/7). Sedangkan demo pendukung Presiden Mursi yang jumlah massanya jauh lebih besar tidak disiarkan sama sekali.

Sejumlah aktifis hak asasi manusia (HAM) pun mengecam keras model propaganda televisi-televisi nasional tersebut.

"Ini sangat tidak adil. Saya sebagai warga Mesir melihat situasi di Mesir melalui televisi asing," kata pegiat HAM Nadia Al Shadly, Jumat (26/7) seperti dikutip kantor berita Antara.

Nadia juga mengutuk sikap penguasa transisi atas penutupan seluruh media cetak dan larangan tayang terhadap sedikitnya enam jaringan televisi yang dianggap pro-Mursi.

Kecemasan serupa diutarakan pengamat masalah pers, Hashem Abdel Hamid.

Menurutnya, kediktaroran sistematis telah terjadi di Mesir pasca-kudeta pelengseran Presiden Mursi dengan pemberangusan media massa dan penangkapan sejumlah wartawan tanpa tuduhan yang jelas.

"Ada kalangan wartawan ditangkap hanya karena menggunakan kata kudeta militer dalam laporannya," kata Abdel Hamid.

Aljazeera melaporkan, demo pro-Mursi merata di berbagai tempat. Konsentrasi utama adalah Kairo, terutama Medan Rabi’ah Adawiyah dan Medan Nahdhah. Mereka juga menggelar demo di berbagai provinsi lain seperti Ismailiyah, Iskandariyah, Gharibiyah, Mathruh, Asyut, dan lain-lain. [IK/Ant/Msk/bsb]

Video demonstrasi pro-Mursi pada Jum'at (26/7) seperti ini sama sekali tidak diliput TV Mesir

Muslim di 3 Negara Ini Serentak Gelar Aksi Dukung Mursi

Seratus ribu Muslim Malaysia dukung Mursi
Menjelang aksi 10 juta rakyat Mesir menolak kudeta dan menuntut dikembalikannya legitimasi Presiden Mursi, ratusan ribu umat Islam di Malaysia, Turki dan Palestina menggelar aksi serupa di negeri mereka, Jum’at (26/7) siang waktu setempat.

Dikutip dari RNN dan Mesir Kini, demonstrasi ribuan Muslim Turki berlangsung di Bandar Istanbul. Selain menolak kudeta militer dan mendukung rakyat Mesir mendapatkan kembali Presiden Mursi, demonstran juga berdoa bersama bagi kebaikan Mesir. Mereka juga membawa poster Mursi. “We are with Mursi” bunyi salah satu poster yang dibawa demonstran.

Di Al Quds, ribuan rakyat Palestina berkumpul di depan tangga Masjid Al-Aqsa menyuarakan dukungan atas legitimasi Presiden Mursi dan menolak kudeta militer di Mesir. Sebagai sesama muslim, mereka mendukung pemerintahan di setiap negeri Muslim untuk berhukum dengan Al Qur’an. Demikian terlihat dari spanduk yang mereka pajang di gerbang Masjid Qubatush Shakhrah seperti dilansir Rassd.com.

Sedangkan di Malaysia, jumlah umat Islam yang turun ke jalan mendukung Presiden Mursi lebih banyak lagi. Dari foto-foto yang dilansir Mesir Kini terlihat lautan demonstran bergerak dalam long march menuju kedutaan Mesir di Kuala Lumpur. Demonstran membawa poster Mursi berukuran besar sebagai bentuk dukungan mereka terhadap Presiden hafidz Qur’an yang dikudeta itu. Jumlah massa yang membentuk barisan sepanjang tiga kilometer itu diperkirakan mencapai seratus ribu orang. [IK/Msk/bsb]
Demo dukung Presiden Mursi di Al Quds, Palestina, hari ini
Demo dukung Presiden Mursi di Kuala Lumpur, Malaysia, hari ini
Demo dukung Presiden Mursi di Istanbul, Turki, hari ini

Kultum Ramadhan: Kejujuran Hati

"Maka barangsiapa yang dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung" QS Ali-Imran:185.

Usai perang Khandaq, Rasulullah saw memerintahkan pasukan kaum muslimin untuk mengepung benteng Yahudi di Khaibar.

Hal ini untuk membuat perhitungan akibat ketua mereka, Hujay bin Akhtab menghasut kabilah-kabilah agar mengepung Madinah di perang Khandaq.

Saat pengepungan salah satu benteng di Khaibar, tiba-tiba datanglah seorang pengembala Yahudi bernama Aswad sedang menggiring ribuan ekor kambing.

Khawatir mata-mata, maka Aswadpun ditangkap, lalu dihadapkan kepada Rasulullah saw.
Nabi saw menasehati Aswad dan akhirnya dia taslim dan mengucapkan kalimat syahadat.

"Tapi saya harus kembalikan kambing-kambing ini kepada pemiliknya ya Rasulullah," ujar Aswad. "Silakan, hak orang harus dikembalikan," jawab Nabi saw.

Lalu Aswad mulai memasukkan kambing-kambing itu ke benteng Yahudi, dan pasukan kaum muslimin dilarang menyerang hingga Aswad selesai.

Selanjutnya Aswad ikut bergabung dengan pasukan kaum muslimin. Siang itu, akhirnya kaum muslimin berhasil merebut satu dari tiga benteng Yahudi tersebut. Lalu harta rampasan pun di bagi-bagikan, termasuk bagian untuk Aswad. Akan tetapi Aswad menampiknya, dia tidak mau menerimanya.

"Aku tidak menginginkan ini ya Rasulullah, saya ingin syahid dan tertusuk di sini dan di sini," ujar Aswad sambil menunjuk dada dan lehernya.

Setengah berbisik sahabat bertanya kepada Rasulullah, apakah keinginan Aswad itu sungguh-sungguh atau bukan.

"Kalau kata-kata itu keluar dari hati nuraninya, maka Allah swt akan membuktikannya," kata Nabi saw.

Menjelang Ashar, perangpun kembali berkecamuk, dan kaum muslimin berhasil merebut benteng kedua. Namun Aswad gugur, dia syahid.

Sahabat melaporkan hal ini kepada Raasulullah saw. "Aswad syahid ya Rasulullah, dia tertusuk di sini dan di sini," ujar sahabat itu sambil menunjuk leher dan dadanya.

"Faqad Shadaq (Sungguh dia jujur)," kata Nabi saw. "Dia yang bicara tadi ya Rasulullah," tanya sahabat. "Benar, dia itu," jawab Nabi saw, dan Aswad akan menjadi ahli surga.

Dalam keterangan lain dikisahkan, bahwa sejak mengucapkan kalimah syahadat hingga mencapai syahidnya, ternyata Aswad belum sempat menunaikan shalat, namun takdir berlaku baginya mendapatkan surga Allah swt.

"Barang siapa diciptakan sebagai ahli surga, maka dimudahkan baginya amal-amal ahli surga" (Al-Hadits).

Kalau ditinjau dari segi umur keimanan, tentu Aswad masih sangat belia, masih mualaf. Namun karena kejujuran hatinya, dia disebut Nabi saw sebagai orang sidiq dan berhak mendapat surga Allah swt.

"Subhaanallah, bagaimana dengan kita, yang umur keimanannya jauh lebih tua?" Tanyakan kepada diri kita masing-masing.

Suara tekukur sedih bunyinya
Tentu rindukan bebas terbang
Siapa tak jujur pada hatinya
Tentu selalu merasa bimbang
.


Penulis : Tifatul Sembiring
Sumber: Ramadhan Antara





Untuk membaca kultum Ramadhan lainnya, silahkan klik
KUMPULAN KULTUM RAMADHAN 2013

Hari Ini Bella Saphira Masuk Islam

Bella Saphira mengucap syahadat (foto Republika)
Bulan Ramadhan ini menjadi bulan yang sangat istimewa bagi Bella Saphira, bahkan menjadi hari terbaik dalam hidupnya. Aktris kelahiran 6 Agustus 1973 ini mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Istiqlal, Jakarta, pagi tadi (26/7).

Seperti dilansir Republika Online, Bella tiba sekira pukul 10.00 WIB. Bella datang bersama dua orang kerabatnya dengan mengenakan kaftan warna putih serta selendang warna hijau muda.

Begitu tiba, Bella langsung duduk di hadapan satu meja kecil yang ditempatkan di ruang shalat utama Masjid Istiqlal. Persiapan Bella mengucap dua kalimat syahadat pun dimulai.

Sekitar pukul 10.05 WIB, Bella mengucapkan dua kalimat syahadat. Bella terlihat sedikit gugup dan terbata-bata.

"Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Dan aku bersaksi Muhammad Rasul Allah," ucap Bella saat diminta Mustofa Yakub, Imam Besar Masjid Istiqlal, untuk juga membaca arti kalimat dua syahadat dalam bahasa Indonesia.

Setelah prosesi syahadat selesai, Mustofa menyampaikan sedikit ceramah. Mustofa juga memberikan sejumlah buku untuk Bella pelajari.

"Sekarang Bella sudah menjadi saudara seagama kita. Saudara Muslim kita. Semoga kita bisa berkumpul bersama Bella sebagai saudara muslim nanti di surga," kata Mustofa. [AM/Rpb]

Koran Pemerintah Mesir "Al Ahram" Kembali Bohongi Publik

Untuk kesekian kalinya, koran "Al Ahram" memutarbalikkan fakta dalam pemberitaan mengenai kudeta. Media corong pemerintah Mesir itu kembali menampilkan foto demonstrasi pendukung Presiden Mursi dengan mengklaimnya sebagai foto demonstrasi pendukung As Sisi.

Seperti dilansir Mesir Kini, kesalahan "Al Ahram" mencatut foto untuk edisi Kamis (25/7) itu tampak jelas jika pembaca memperhatikan foto tersebut dengan seksama. Ternyata, demonstran membawa gambar Mursi sebagai bentuk dukungan mereka sehingga tampaklah kebohongan "Al Ahram." [IK/Msk/bsb]

Video Renungan Idul Fitri yang Bikin Menangis

Sebuah video renungan hari raya Idul Fitri yang diproduksi oleh Bernas, Malaysia, membuat banyak orang menangis. Hampir seluruh komentar bernada haru dan mengatakan menangis saat menonton video berdurasi 7 menit 43 detik ini.

Dikisahkan, dua anak bersaudara berencana tetap tinggal di asrama yatim saat Idul Fitri tiba. Tetapi, ketika seluruh anak-anak lain telah mudik ke kampung halaman, kerinduan pada ibu pun membuat mereka ingin pulang.

Segala cara dicoba, dari terminal yang tak ada lagi bis hingga kereta api yang tiketnya telah habis. Akhirnya dua anak itu pun nekat menumpangi mobil barang. Perjalanan mereka penuh haru. Tetapi, endingnya jauh lebih mengharukan. Ternyata ibu mereka...

Silahkan simak langsung videonya:

(Video) Beginilah “Ide Gila” As Sisi Menghabisi Demonstran Pro Mursi pada 26 Juli

Jenderal Abdul Fattah As Sisi yang telah mengkudeta Presiden Muhammad Mursi agaknya sangat kesal rencananya tidak berjalan dengan baik. Pemerintahan sementara yang ia bentuk tidak bisa melangkah, sedangkan jumlah demonstran pendukung Mursi terus bertahan, bahkan jumlahnya semakin banyak.

As Sisi pun kemudian mendapat “ide gila” untuk mengakhiri demonstrasi pro Mursi. As Sisi meminta pendukung kudeta untuk kembali turun ke jalan dengan tuntutan meminta militer menghentikan demonstrasi pendukung Mursi, khususnya di Rabiah Adawiyah.

“Saya meminta rakyat Mesir yang bebas dan mulia untuk turun ke jalan raya-jalan raya Jum’at (26 Juli) ini untuk memberikan kepada saya (militer) satu kuasa dan arahan untuk menyelesaikan teror yang terjadi,” kata As Sisi dalam sebuah pidato merayakan lulusan Fakultas Angkatan Laut dan Udara di Kairo, Rabu.

Pengamat politik Malaysia, Abdul Malik, menjelaskan bahwa seruan As Sisi itu sangat berbahaya. Jika pendukung kudeta terprovoksi untuk berdemonstrasi di lapangan Tahrir (meski jumlahnya hanya ribuan orang, red), itu bisa dijadikan dalih bagi As Sisi untuk membubarkan demonstrasi di Rabi’ah Adawiyah dan Nahdhah yang memasuki minggu ketiga walaupun terpaksa dibunuh dan diserang.

Pendapat lain mengatakan, kemungkinan terjadinya bentrokan antara pendukung kudeta dan pro Mursi juga terbuka. Setelah terjadi bentrokan, militer diprediksi langsung bertindak ‘menghabisi’ demonstran pro Mursi.

Seperti diketahui, Ikhwanul Muslimin dan koalisi nasional mengumumkan Jum’at (26/7) yang bertepatan dengan 17 Ramadhan sebagai “Jum’at Furon” untuk mendesak diakhirinya kudeta. Diperkirakan, jumlah massa yang akan bergabung dengan demonstrasi yang mengambil momentum nuzulul Qur’an itu akan mencapai lebih dari 10 juta orang. [IK/Fmd/Msk/bsb]