Mengapa Harus Kaya?

Mengapa Harus Kaya?

Kawan, coba kalian jawab apakah kalian setuju dengan 10 pernyataan berikut ini.

- Uang adalah akar dari segala kejahatan
- Uang bukan segalanya
- Uang tidak bisa membeli cinta
- Uang tidak menyelesaikan masalah
- Easy come easy go
- Orang harus pelit baru bisa jadi kaya
- Orang mati tidak membawa uang, maka tidak perlu cari banyak uang
- Orang kaya seringkali hidupnya tidak bahagia
- Orang yang uangnya banyak kurang spiritual
- Orang kaya dekat kesombongan

Setelah menjawab, apakah masih ingin menjadi kaya?

Pada suatu kesempatan, saya dipertemukan dengan Pak Rusli. Dari pertemuan dengan pengusaha sukses asal Gresik itu, saya semakin mantap untuk berusaha menjadi muslimah kaya.

Seperti yang dipaparkan beliau, ada beberapa hal mengapa sebaiknya orang Islam itu kaya. Pertama, harta merupakan tulang punggung kehidupan. Bagaimana tidak, terlepas dari faktor bahwa semua rezeki kita adalah anugerah Allah, sejak mulai bangun sampai tidur lagi kita selalu berhubungan dengan uang. Semisal, ketika bangun pagi kita harus bersih diri mulai dari mandi, pakai baju, sampai dandan. Tentu saja setiap hal itu memerlukan materi, memerlukan uang untuk memperolehnya terutama di daerah perkotaan yang air saja harus membayar. Belum lagi saat kita sarapan, berangkat kerja atau sekolah dan bejibun aktivitas lainnya tidak lepas dari kebutuhan duniawi kita yaitu uang. Nah, dari sini mungkin banyak yang mengiyakan tapi juga banyak yang masih kontra dengan hal ini.

Kedua, uang bukanlah indikator keshalihan/keburukan, tetapi sikap terhadap uang menunjukkan kualitas keshalihan seseorang. Ada sahabat Nabi yang kaya, ada pula yang tidak banyak uang. Tetapi, dari 10 sahabat yang dijamin masuk surga, mayoritas adalah orang-orang kaya. Tak bisa dipungkiri lagi bahwa seringkali uang membuat seseorang menjadi kalap dan khilaf melakukan hal-hal yang dilarang oleh norma-norma agama untuk memenuhi kebutuhan di balik himpitan biaya yang memaksa mereka untuk melakukannya, hingga ada maqolah: "kaadal faqru an yakuuna kufran" (hampir-hampir saja, kefakiran menjerumuskan ke dalam kekafiran). Uang menjadi alasan sekian banyak orang untuk melakukan kejahatan (mencuri, dan sebagainya) dan menganiaya dirinya sendiri (menjual diri, dan sebagainya). Sebaliknya, betapa banyak pula orang seperti Qarun yang menjadi sombong, gemar bermaksiat dan jauh dari Allah setelah memiliki banyak uang. Berbeda dengan orang yang kokoh imannya, saat bertambah uangnya, bertambah pula syukurnya.

Ketiga, banyak perintah syariah yang pelaksanaannya memerlukan uang. Contoh yang paling mudah adalah tentang haji. Ibadah satu ini jelas, tidak mungkin tidak, pasti memerlukan uang dan tidak sedikit. Walau memang ada banyak kisah tentang seseorang yang naik haji mendadak karena memang sudah jalannya Allah mengatur mudah tanpa biaya. Belum lagi ibadah lainnya seperti zakat, infaq, shodaqoh yang salah satu bentuknya adalah uang. Selain itu, permisalan seperti “jika cukup hanya dengan shodaqoh senyum, apa iya jika masjid roboh kita hanya shodaqoh senyum terus selesai begitu saja?” Tentu kita butuh uang juga untuk hal itu.

Hal yang keempat, harta itu adalah hal-hal yang dibanggakan oleh manusia sehingga menentukan strata sosial. Tidak menafikan bahwa seseorang memang akan lebih dihormati ketika memiliki kedudukan terutama dalam strata sosial. Akan lebih mudah pula bagi seorang juru dakwah jika ia dihormati dan disegani, walaupun memang bukan hanya karena kedudukan yang dapat membuat seseorang dihormati dan disegani akan tetapi hal itu merupakan keniscayaan dalam masyarakat. Apalagi jika sudah membahas mengenai kekuasaan. Banyak orang yang sangat memandang buruk akan kekuasaan. Padahal di sisi lain jika kita tilik lagi, dengan kekuasaan logikanya seseorang itu akan dengan mudah melakukan berbagai kebijakan dalam pengambilan keputusan. Coba dibayangkan manakala penguasa itu seorang yang zholim, dengan mudah ia akan melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Begitu juga sebaliknya jika penguasa tersebut seorang yang adil, maka banyak kebijakan yang menguntungkan masyarakat.

Hal terakhir, harta itu salah satu sebab yang dapat membuat orang bisa bahagia di dunia. Dalam hal ini perlu digarisbawahi kata ‘salah satu’, harta adalah salah satu sebab seseorang bahagia hidup di dunia. Hal ini juga tak dapat dipungkiri dan impian semua orang jika mendapatkan kebahagiaan di dunia juga di akhirat dan hal yang perlu diingat juga bahwa :

:لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللّهِ إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِ مِن وَالٍ
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar Ra’d : 11)

Nah kawan, sekarang sepakat kan jika memang sebaiknya kita kaya, tentu tidak ada orang yang tidak mau. Untuk itu perlu ada usaha untuk menjadi kaya. Bukan hanya kerja keras tapi kerja cerdas. Bukan hanya mau tapi melakukan sesuatu. Untuk langkah-langkah selanjutnya menjadi kaya (masih dari nara sumber yang sama) akan saya sampaikan pada tulisan selanjutnya. Wallahu a’lam bisshowab. [Gresia Divi]

0 komentar:

Posting Komentar