Selama dua pekan ini, ramalan seorang Rabi Yahudi tentang datangnya Nabi Isa tersebar luas di berbagai situs berita. Di negara-negara Islam, ramalan Yitzchak Kaduri yang menyebutkan bahwa Nabi Isa baru akan datang setelah Sharon meninggal itu justru menjadi bahan 'guyonan'.
Hal ini tampak dalam sejumlah komentar di media-media Islam. Pembaca media Islam yang cerdas dengan pemahaman Islam umumnya menyikapi berita yang mendatangkan banyak traffic itu dalam dua hal.
Pertama, mereka menyatakan tidak akan pernah mempercayai ramalan, terlebih ramalan yang datangnya dari pemuka agama Yahudi.
"Agamanya rusak saja dia tidak tahu, apalagi meramal kapan datangnya Nabi Isa," kata salah seorang pembaca.
Meskipun ada kemungkinan ramalan tertentu bertepatan dengan fakta yang akhirnya terjadi, mereka meyakini bahwa itu hanya kebetulan. Bukan terjadi karena ramalan.
Kedua, berangkat dari isi ramalan bahwa Nabi Isa akan datang setelah matinya Ariel Sharon sang penjagal rakyat Palestina, mereka menjadikan ramalan itu sebagai 'guyonan'.
"'Messiah datang setelah kematian Ariel Sharon' ya nggak salah kok ramalan tersebut, 'setelah' bukan berarti dalam waktu dekat, bisa saja 1000 tahun setelah kematian si kufur Sharon itu..." kata Indra di situs EraMuslim.
Pekan lalu, sejumlah situs di Indonesia juga memberitakan ramalan Rabbi Yitzchak Kaduri yang meninggal dunia pada Februari 2006 lalu. Sebelum meninggal, Kaduri dilaporkan menulis nama Messiah pada catatan kecil. Dia pun meminta catatan itu tetap tertutup selama satu tahun setelah kematiannya. Catatan itu mengungkapkan nama Messiah sebagai ”Yehoshua” atau “Yeshua” dalam bahasa Ibrani yang dikenal sebagai Yesus atau Nabi Isa bagi Umat Islam. Ia juga menyebutkan bahwa Sang Messiah atau al Masih baru akan datang setelah Ariel Sharon meninggal.
Namun, catatan tersebut disebut palsu oleh anaknya, Rabbi David Kaduri. ”Ini bukan tulisan ayah saya,” katanya kepada Israel Today.
Ariel Sharon sendiri akhirnya menemui ajal, Sabtu (11/1), setelah delapan tahun koma dan mengalami pendarahan otak. Sejumlah penyakit diderita oleh tokoh zionis yang gemar membunuh warga Palestina itu, mulai dari stroket, jantung, hingga gagal ginjal. [IK/bersamadakwah]
Hal ini tampak dalam sejumlah komentar di media-media Islam. Pembaca media Islam yang cerdas dengan pemahaman Islam umumnya menyikapi berita yang mendatangkan banyak traffic itu dalam dua hal.
Pertama, mereka menyatakan tidak akan pernah mempercayai ramalan, terlebih ramalan yang datangnya dari pemuka agama Yahudi.
"Agamanya rusak saja dia tidak tahu, apalagi meramal kapan datangnya Nabi Isa," kata salah seorang pembaca.
Meskipun ada kemungkinan ramalan tertentu bertepatan dengan fakta yang akhirnya terjadi, mereka meyakini bahwa itu hanya kebetulan. Bukan terjadi karena ramalan.
Kedua, berangkat dari isi ramalan bahwa Nabi Isa akan datang setelah matinya Ariel Sharon sang penjagal rakyat Palestina, mereka menjadikan ramalan itu sebagai 'guyonan'.
"'Messiah datang setelah kematian Ariel Sharon' ya nggak salah kok ramalan tersebut, 'setelah' bukan berarti dalam waktu dekat, bisa saja 1000 tahun setelah kematian si kufur Sharon itu..." kata Indra di situs EraMuslim.
Pekan lalu, sejumlah situs di Indonesia juga memberitakan ramalan Rabbi Yitzchak Kaduri yang meninggal dunia pada Februari 2006 lalu. Sebelum meninggal, Kaduri dilaporkan menulis nama Messiah pada catatan kecil. Dia pun meminta catatan itu tetap tertutup selama satu tahun setelah kematiannya. Catatan itu mengungkapkan nama Messiah sebagai ”Yehoshua” atau “Yeshua” dalam bahasa Ibrani yang dikenal sebagai Yesus atau Nabi Isa bagi Umat Islam. Ia juga menyebutkan bahwa Sang Messiah atau al Masih baru akan datang setelah Ariel Sharon meninggal.
Namun, catatan tersebut disebut palsu oleh anaknya, Rabbi David Kaduri. ”Ini bukan tulisan ayah saya,” katanya kepada Israel Today.
Ariel Sharon sendiri akhirnya menemui ajal, Sabtu (11/1), setelah delapan tahun koma dan mengalami pendarahan otak. Sejumlah penyakit diderita oleh tokoh zionis yang gemar membunuh warga Palestina itu, mulai dari stroket, jantung, hingga gagal ginjal. [IK/bersamadakwah]
0 komentar:
Posting Komentar