Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berubah. Setidaknya itu terjadi di sejumlah daerah dengan membandingkan kondisi menjelang pemilu 2009 dan pemilu 2014. Jika pada Pemilu 2009 terlihat banyak foto caleg PKS bersama dalam sebuah banner, kini hal semacam itu tidak tampak lagi. Pun dengan aktifitas di lapangan. Jika pada pemilu 2009 kerap dijumpai baksos bersama yang dihadiri seluruh caleg sedapil, kini lebih mudah dijumpai baksos dan aktifitas kampanye masing-masing caleg.
Apakah hal ini menunjukkan kebersamaan di PKS telah hilang? Ketua DPD PKS Gresik Adi Wisnugraha mengungkapkan bahwa kebersamaan PKS tetap kokoh. Kompetisi antar caleg sengaja didorong untuk mendongkrak kinerja partai Islam ini.
"Fastabiqul khairat. Ini landasannya. Jadi kita mendorong seluruh caleg untuk berkompetisi dalam memenangkan dukungan masyarakat. Jika suara setiap caleg meningkat, maka suara akumulasi partai juga meningkat," kata Adi yang juga menjadi caleg nomor 1 di dapil 7 untuk DPRD Gresik ini, Senin (13/1).
Lebih jauh Adi mengungkapkan bahwa di PKS tidak masalah siapapun yang jadi aleg, yang penting setiap caleg dan kader telah berjuang optimal.
"Kami memandang politik ini adalah alat untuk mensejahterakan rakyat, untuk mengegolkan kepentingan rakyat. Sehingga jika caleg ikhlas berjuang, insya Allah ini menjadi amal shalih. Dan pada amal shalih ada kaidah itu tadi, fastabiqul khairat," tambahnya.
Penggagas Gerakan Rumahku Surgaku ini juga menuturkan bahwa di balik masifnya aksi-aksi caleg yang tampak "bersaing sengit," mereka tetap berkoordinasi secara rutin bersama struktur terkait.
"Diantaranya, struktur memfasilitasinya melalui LT3Besar," pungkasnya.
Hal senada disampaikan oleh caleg DPR RI Dapil X (Gresik – Lamongan) Fahmi Alaydrus. Dalam launching Gerakan Amal Shalih Politik, 15 Desember lalu, ulama yang sering diundang ceramah di luar negeri ini mengatakan bahwa dirinya senang jika ada kader lain yang mau menggantikan dirinya menjadi aleg jika terpilih pada Pemilu 9 April nanti.
Caleg nomor 1 DPRD Gresik dari dapil 4 Kusno Hadi juga mengamini hal itu. Ia mengatakan, tidak masalah bagi PKS siapapun yang jadi. [Jj/Bersamadakwah]
Apakah hal ini menunjukkan kebersamaan di PKS telah hilang? Ketua DPD PKS Gresik Adi Wisnugraha mengungkapkan bahwa kebersamaan PKS tetap kokoh. Kompetisi antar caleg sengaja didorong untuk mendongkrak kinerja partai Islam ini.
"Fastabiqul khairat. Ini landasannya. Jadi kita mendorong seluruh caleg untuk berkompetisi dalam memenangkan dukungan masyarakat. Jika suara setiap caleg meningkat, maka suara akumulasi partai juga meningkat," kata Adi yang juga menjadi caleg nomor 1 di dapil 7 untuk DPRD Gresik ini, Senin (13/1).
Lebih jauh Adi mengungkapkan bahwa di PKS tidak masalah siapapun yang jadi aleg, yang penting setiap caleg dan kader telah berjuang optimal.
"Kami memandang politik ini adalah alat untuk mensejahterakan rakyat, untuk mengegolkan kepentingan rakyat. Sehingga jika caleg ikhlas berjuang, insya Allah ini menjadi amal shalih. Dan pada amal shalih ada kaidah itu tadi, fastabiqul khairat," tambahnya.
Penggagas Gerakan Rumahku Surgaku ini juga menuturkan bahwa di balik masifnya aksi-aksi caleg yang tampak "bersaing sengit," mereka tetap berkoordinasi secara rutin bersama struktur terkait.
"Diantaranya, struktur memfasilitasinya melalui LT3Besar," pungkasnya.
Hal senada disampaikan oleh caleg DPR RI Dapil X (Gresik – Lamongan) Fahmi Alaydrus. Dalam launching Gerakan Amal Shalih Politik, 15 Desember lalu, ulama yang sering diundang ceramah di luar negeri ini mengatakan bahwa dirinya senang jika ada kader lain yang mau menggantikan dirinya menjadi aleg jika terpilih pada Pemilu 9 April nanti.
Caleg nomor 1 DPRD Gresik dari dapil 4 Kusno Hadi juga mengamini hal itu. Ia mengatakan, tidak masalah bagi PKS siapapun yang jadi. [Jj/Bersamadakwah]
0 komentar:
Posting Komentar