KATA PENGANTAR PENULIS
الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد:
Alhamdulillah tidak lupa kita mengucapkan rasa syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang selalu memberi nikmat-nikmatnya kepada kita semua. Serta Shalawat dan Salam dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu A'laihi Wa Sallam.
Ketika saya melihat sebagian penuntut ilmu merasa lemas, malas, dan tidak semangat ketika membaca, oleh karena itu saya membawa sedikit bingkisan dengan tema "kiat-kiat agar bacaan lebih semangat" untuk mereka yang haus akan ilmu, mudah-mudahan dengan risalah yang singkat ini bisa memberikan manfaat kepada penulis pribadi secara khusus dan kepada penuntut ilmu pada umumnya, dan mengampuni dosa penulis, orang tuanya, serta kaum muslimin dan muslimat amin!!!
KIAT-KIAT AGAR SEMANGAT KETIKA MEMBACA
Pada zaman sekarang telah banyak manusia yang melalaikan tentang nikmat-nikmat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Diantara nikmat tersebut adalah nikmat waktu, banyak diantara manusia menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak bermanfaat,yang akhirnya bisa merugikan diri mereka sendiri. Dan Rasulallah Shalallahu A'laihi Wasallam bersabda:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ. رَوَاهُ الْبُخَارِىُّ
"Dua nikmat yang banyak dilalaikan oleh manusia adalah sehat dan waktu luang." [H.R Bukhari]
Apakah mereka tidak berfikir bahwasannya Allah Subhanahu Wa Ta'la menciptakan waktu agar manusia memanfaatkannya sebaik mungkin untuk beribadah kepadaNya. Dan diantara tujuan manusia diciptakan adalah untuk beribadah hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ (56)
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." [Ad Dzaariyat : 56]
Sungguh sangat merugi dan menyesal bagi orang yang lalai dalam menggunakan waktunya, tidak menjaganya untuk melakukan ketaatan serta ibadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, karena waktu tidak mungkin kembali lagi. Apabila waktu itu tidak digunakan untuk menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala , maka bisa dipastikan akan digunakan dalam kemaksiatan kepadaNya. Beruntunglah bagi seorang mukmin yang mengetahui tentang berharganya waktu sehingga dia akan banyak menggunakan waktunya dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sesungguhnya waktu itu adalah modal bagi seorang mukmin,apabila seluruh waktunya digunakan dalam menjalankan ketaatan pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala maka orang seperti itu beruntung di dunia dan diakhirat. Manfaatkan waktu itu sebaik mungkin dan jangan digunakan untuk hal-hal yang sia-sia misalnya : membongkar aib orang, kekurangan orang lain, karena masing-masing manusia memiliki aib dan kekurangan, sebaliknya supaya dia menjadi diantara orang-orang yang beruntung hendaklah menyibukkan diri untuk mencari aibnya sendiri dan memperbaikinya. Seseorang semakin banyak mengoreksi aib sendiri dan memperbaikinya maka dia akan menjadi orang yang beruntung.
Diantara yang bisa membantu seseorang dalam memanfaatkan waktunya adalah dengan membaca dan ini adalah salah satu wasilah untuk mendapatkan ilmu. Tapi sering kita saksikan bahwa seseorang menjadikan kegiatan membaca,sesuatu yang berat dan sulit diwujudkan. Dengan izin Allah apabila seseorang memperhatikan kiat-kiat dibawah ini.Insya Allah dia tidak akan berat untuk membaca, bahkan dia akan rindu untuk membaca.
Diantara kiat-kiat supaya semangat dalam membaca adalah sebagai berikut:
1.Pasang Niat
Sebelum seseorang membaca hendaklah dia menghadirkan di dalam hatinya rasa ikhlas karena Allah Ta'ala. Suatu perbuatan apabila diawali dengan niat yang benar, maka pekerjaan itu akan diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebaliknya apabila niatnya salah, maka amalan-amalan yang ia lakukan akan menjadi sia-sia. Suatu pekerjaan apabila dibiasakan dengan ikhlas maka pekerjaan itu akan menjadi ringan, seberat apapun pekerjaan tersebut. Seorang penuntut ilmu juga demikian, pertama kali yang harus ditancapkan dalam hatinya adalah ikhlas karena Allah Ta'ala. Berkata Ibnu Mubarak :
"أَوَّلُ الْعِلْمِ : النِّيَّةُ، ثُمَّ الاِسْتِمَاعُ، ثُمَّ الْفَهْمُ، ثُمَّ الحِفْظُ، ثُمَّ العَمَلُ، ثُمَّ النَّشْرُ"
"Pertama yang harus dihadirkan untuk mendapatkan ilmu adalah niat yang benar, mendengar, paham , menghafal, beramal, dan kemudian menyebarkan ( berdakwah ).” [Jami' Bayanil ilmi Wa Fadhlihi 1/476 no: 759]
Dan diantara berkahnya suatu ilmu adalah dengan diamalkan dan diajarkan.Barangsiapa yang mencari ilmu tidak untuk diamalkan, maka dia tidak akan mendapatkan sesuatu kecuali kesombongan. Berkata Malik bin Dinar :
مَنْ طَلَبَ العِلْمَ لِلْعَمَلِ وَفَّقَهُ اللهُ وَمَنْ طَلَبَ العِلْمَ لِغَيْرِ العَمَلِ يَزْدَادُ باِلْعِلْمِ فَخْرًا
"Barangsiapa yang mencari ilmu untuk diamalkan maka Allah memberinya taufik kepadanya, dan barangsiapa yang mencari ilmu tidak untuk diamalkan tidaklah akan bertambah dengan ilmu tersebut kecuali kesombongan."
Hendaknya seorang penuntut ilmu tidak hanya mencari ilmu untuk dirinya sendiri, akan tetapi mencari ilmu untuk berdakwah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Berkata Malik bin Dinar :
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِنَفْسِهِ ؛ فَالْقَلِيلُ مِنْهُ يَكْفِي ، وَمَنْ طَلَبَهُ لِلنَّاسِ ؛ فَحَوَائِجُ النَّاسِ كَثِيرَةٌ
"Barangsiapa yang mencari ilmu untuk dirinya sendiri maka ilmu yang sedikit baginya sudah cukup, dan barangsiapa mencari ilmu untuk manusia, maka kebutuhan manusia sangatlah banyak." [Kitab Jami' Bayanil ‘ilmi Wa Fadhlihi]
Jadi apabila seseorang mencari ilmu untuk menghilangkan kebodohannya dan untuk umat, maka dia akan memperoleh ilmu yang banyak dan Insya Allah juga akan diberkahi.
2.Bersabar
Banyak sekali di dalam firman Allah yang menyebutkan tentang keutamaan sabar dan balasan bagi orang-orang yang bersabar diantaranya adalah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas." [Az-Zumar:10]
Seseorang yang sedang membaca sangatlah membutuhkan kesabaran, apabila tidak sabar maka dia akan meninggalkan aktifitas ini. Oleh karena itu pembaca dituntut untuk bersabar entah sabar ketika memandangi buku berjam-jam, ketika mengalami kesulitan-kesulitan dalam bahasa, harus buka kamus, menghabiskan waktu yang lama, atau belum paham dan bersabar ketika rasa ngantuk datang. Sebalikannya lawan dari sifat sabar adalah sikap putus asa,seorang pembaca harus meninggalkan jauh-jauh rasa putus asa karena sifat ini tercela dan banyak merugikan bagi pelakunya. Dikisahkan ada ulama nahwu namanya Kisai. Beliau berkali-kali belajar ilmu nahwu akan tetapi beliau tidak paham. Suatu hari beliau melihat seekor semut yang sedang membawa makanan. Semut ini berusaha melewati dinding akan tetapi berkali-kali ia jatuh, setiap semut ini naik kemudian jatuh hingga berkali-kali, akan tetapi semut ini tidak menyerah dan putus asa, dia terus berusaha, akhirnya semut tersebut berhasil menaiki dinding tersebut, melihat kejadian tersebut akhirnya beliau berusaha terus dan tidak putus asa, dan akhirnya beliau menjadi Imam nahwu di kufah. Subhanallah….!!!
Saudaraku yang seiman…lihatlah bagaimana semangatnya beliau dan perjuangannya, padahal sebelum beliau menjadi imam nahwu beliau bodoh akan nahwu, tidak paham, dan sering mengalami kesulitan. Akan tetapi dengan sabar beliau terus belajar dan tidak putus asa. Apakah seseorang tidak bisa seperti beliau? Saya yakin semua orang bisa melakukan seperti beliau, terus berusaha, jangan putus asa dan disertai dengan doa serta memohon kepada Allah Insya Allah kita akan berhasil!!!
3. Istiqamah
Apabila seseorang mengambil suatu pekerjaan maka usahakanlah untuk selalu menjaga amalan tersebut dan istiqamah, karena amalan yang sedikit dan istiqamah itu lebih Allah cintai dari pada banyak akan tetapi tidak istiqamah. Diriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwasannya Rasulallah Shalallahu A'laihi Wa Sallam bersabda :
أَحَبُّ الأَْعْمَال إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَل (متفق عليه)
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah istiqamah meskipun sedikit." [Mutafaq Alaihi]
Oleh karena itu lebih baik baca sedikit, misalnya baca 50 halaman setiap hari, hafal 2 ayat atau 1 hadits dan dia menjaga istiqamah, itu lebih baik dari pada banyak membaca kemudian ditinggalkan.
4. Memikirkan umat dan memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka terutama masalah ilmu.
Apabila seseorang memikirkan tugas-tugas ini maka dia akan bersungguh-sungguh untuk mewujudkannya meskipun harus mengorbankan jiwa, tenaga, harta, dan waktu.Dan dia yakin akan janji Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Rasulallah Shalallahu A'laihi Wa Sallam bersabda :
مَنْ كَانَ في حَاجَة أخيه ، كاَنَ اللهُ في حَاجَته ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِم كُرْبَةً ، فَرَّجَ اللهُ عَنْهُ بها كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَومِ القِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ يَومَ القِيامَةِ . مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .
"Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya, dan barangsiapa yang membantu melepaskan kesusahan saudaranya yang muslim, maka Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat, dan barangsiapa yang menutup aib seorang muslim maka Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat." [H.R Mutafaq A'laih]
Dan di dalam hadis yang lain Rasulallah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda :
وَ الله فِي عَوْنِ العَبْدِ مَا كَانَ العَبْدُ فيِ عَوْنِ أَخِيْهِ.رواه مسلم
"Allah akan menolong hambanya selama hamba tersebut menolong saudaranya." [H.R Muslim]
Saudaraku seiman… Sudahkah di benak kita memikirkan hal seperti ini?? Akan tetapi kebanyakan manusia mementingkan dirinya sendiri, sibuk dengan dirinya sendiri dan melupakan janji Allah dan hadits tersebut padahal dia mampu untuk menolong saudaranya.Apabila seseorang mengamalkan hadits ini Insya Allah hidupnya akan lebih berkah dan bermanfaat.
Pada zaman sekarang ini manusia sangat butuh akan ilmu dibandingkan kebutuhan manusia pada makanan, minuman dan kebutuhan yang lainnya. Apabila seseorang memikirkan akan kebutuhan umat dan ingin membantu untuk memberikan ilmu pada mereka, maka hendaklah dia belajar dengan sungguh-sungguh dan banyak meluangkan waktunya untuk mencari ilmu misalnya dengan membaca, hadir di pengajian, mendengarkan kaset dan mencatatnya. Dengan membaca seseorang akan banyak mendapatkan ilmu yang belum dia ketahui. Dengan memikirkan umat serta ingin memenuhi kebutuhan mereka maka dia akan semangat dan terus semangat dalam membaca dan tidak bermalas-malasan karena umat sedang menunggu.
Berkata ulama salaf :
لا يُنَاْلُ العلمُ براحةِ الجَسَدِ
"Tidaklah ilmu didapat dengan bersantai-santai"
Berkata yang lain:
أََعْطِ العِلْمَ كُلَّكَ يُعْطِيْكَ بَعْضَهُ ، وَأَعْطِهِ بَعْضَكَ يَفُتْكَ كُلَّهُ
"Kamu tumpahkan seluruh waktumu untuk ilmu, maka ilmupun akan memberinya sebagian dan kamu berikan sebagian waktumu untuk ilmu maka ilmu itu pun lenyap darimu."
5.Mengasingkan diri
Ketika seseorang membaca maka hendaklah dia berusaha mencari tempat yang nyaman,tenang tanpa ada gangguan karena dengan ini dia akan lebih konsentrasi dan akan menjadi semangat ketika membaca, oleh karena itu pilihlah waktu yang tepat ketika akan membaca misalnya pada malam hari ketika manusia tertidur lelap, maka bagilah waktu anda untuk tahajud, berdoa, dan membaca. Tentu orang akan merasa terganggu apabila dia membaca ditempat yang bising dan ramai.
Pada waktu suasana yang tenang ini kadang ada ide-ide yang muncul atau suatu masalah yang belum diketahui, oleh karena itu apabila kita mendapatkan ide-ide tersebut, yang mana ide ini bermanfaat, apalagi bermanfaat bagi umat maka bersegeralah untuk ditulis karena mungkin saja apabila tidak ditulis maka ide itu akan lenyap. Dan diantara wasilah untuk mendapatkan ilmu adalah dengan cara ditulis.
Berkata Ibnu Katsir Rahimahullah :
قَيِّدُوا الْعِلْمَ بِالْكِتَابِة
"Ikatlah ilmu dengan tulisan"
Karena tabiat manusia adalah sering lupa maka alangkah baiknya ketika seseorang membaca maka menulis poin-poin yang penting dari apa yang dia dapat ketika membaca, jangan sampai pembaca tidak menangkap buruannya.
6. Memberikan manfaat kepada orang lain
Biar kita tambah semangat membaca tancapkan didalam hati kita rasa sosial yang berusaha banyak memberikan manfaat kepada orang lain terutama masalah ilmu. Mungkinkah seseorang bisa memberikan manfaat ilmu agama apabila dia sendiri tidak memiliki ilmu?? Tentunya tidak!!! Dan diantara sarana atau cara untuk memperoleh ilmu adalah dengan membaca. Orang yang banyak memberikan manfaat kepada orang lain maka dia akan dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Rasulallah Shalallahu Shalallahu A'laihi bersabda :
أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ ، وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ ، أَوْ تَكْشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً ، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا
"Manusia yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah manusia yang paling bermanfaat,dan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah memberikan rasa gembira kepada seorang muslim, membantu melepaskan kesusahannya atau membantu melunasi hutangnya."[HR.Ibnu Abu Dunya dan Thabrani]
Hadits ini dishahihkan oleh syaikh Al-Albany didalam Silsilah hadits shahih no. 906
Apabila seseorang ingin memberikan manfaat kepada orang lain terutama dalam masalah ilmu syar'i hendaknya dia belajar dengan sungguh-sungguh dan menumbuhkan rasa ingin memberikan manfaat yang banyak kepada manusia.Insya Allah dia akan lebih semangat untuk membaca karena dengan membaca adalah salah satu sarana untuk mendapatkan ilmu, akan tetapi seseorang tidak cukup hanya mengandalkan pada kitab saja, hendaklah dia mencari guru yang mampu membimbingnya supaya ilmunya lebih diberkahi dan tidak memahami nash dengan hawa nafsunya, kadang seseorang sudah merasa cukup dengan membaca saja tanpa bertanya kepada orang yang lebih alim darinya dan ini adalah kekeliruan yang banyak dilakukan oleh sebagian penuntut ilmu. Dan seseorang diperintahkan untuk bertanya ketika tidak tahu kepada ahlinya. Allah Ta'ala telah berfirman:
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
"Maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui." [Al-Anbiya’:7]
Dan barangsiapa yang menunjukkan suatu kebenaran. Maka dia akan mendapatkan pahala dari orang yang melakukannya.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
مَنْ دَلَّ إِلَى هُدَى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا,وَمَنْ دَعَا إِلىَ ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثاَمِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ آثاَمِهِمْ شَيْئًا.رواه مسلم
"Barang siapa yang menunjukkan suatu kebenaran maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tidak mengurangi pahala dari orang-orang yang melakukannya dan barang siapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia akan mendapatkan dosa dari orang-orang yang mengikutinya dan tidak mengurangi dosa orang-orang yang melakukannya." [HR.Muslim]
7. Menjauhi kemaksiatan dan selalu menjaga ketaatan
Ketika seseorang melakukan kemaksiatan kepada Allah maka hatinya akan menjadi bernoda dan ilmu itu tidak akan diberikan kepada ahli maksiat. Berkata Imam Syafi'i:
شَكَوْت إلَى وَكِيعٍ سُوءَ حِفْظِي فَأَرْشَدَنِي إلَى تَرْكِ الْمَعَاصِي وَأَخْبَرَنِي بِأَنَّ الْعِلْمَ نُورٌ وَنُورُ اللَّهِ لَا يُهْدَى لِعَاصِي
“Saya telah mengadu kepada guruku Waki' tentang jeleknya hafalanku maka beliau menyarankan kepadaku supaya meninggalkan maksiat dan beliau mengabarkan kepada saya bahwasannya ilmu itu adalah cahaya dan cahaya Allah tidak akan diberikan kepada orang yang bermaksiat"
Apabila hati sudah bernoda maka dia akan malas menjalankan ketaatan kepada Allah dan tidak akan bisa menikmati manisnya ibadah kepada Allah.Mencari ilmu adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah, dan salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan membaca. Apabila dia menjaga ketaatan kepada Allah dan meninggalkan kemaksiatan maka hatinya akan bersinar, tenang, dan mudah akan mendapatkan ilmu, serta akan rindu dengan membaca.
8. Menulis didepan buku / buku tulis
Biar bacaan kita lebih semangat, maka tulislah manfaat yang bisa diambil dari membaca, jangan sampai pembaca tidak mengambil faidah dari buku yang dibaca. Ketika pembaca menemukan suatu masalah atau poin-poin yang penting maka hendaklah dia segera menulisnya, karena dengan menulis itu akan membantu untuk mengingat. Kadang seseorang membaca tidak mendapatkan manfaat dari apa yang dia baca, pikirannya kemana-mana atau dia mengerti akan tetapi ketika diminta dari mana sumbernya, dia tidak bisa memberikan maraji'nya. Akan tetapi apabila dia menulis atau mengikatnya dari apa yang dia baca dengan tulisan maka inilah yang diinginkan. Misalnya ditulis dibuku yang sedang ia baca dan jangan sekali-kali merasa eman dengan coret-coretan yang ada di buku. Ada sebagian penuntut ilmu ketika membeli buku baru kemudian dia enggan untuk menulis dibukunya sambil berkata: “Aduh…eman nih buku baru kok dicoret-coret”, sikap seperti ini harus dihindari jauh-jauh, apakah dia eman dengan kitabnya yang banyak coretannya ataukah akan lari ilmu darinya? Jadi seorang pembaca bisa menulis di buku tulis atau di buku yang sedang dibaca dan jangan lupa pula mencantumkan nama kitabnya,pengarang,cetakan keberapa,halaman berapa apabila ditulis di buku tulis, dan semuanya ini nanti akan bisa dijadikan maraji', jadi dengan cara seperti ini pembaca akan lebih semangat dan akan menikmati bacaannya.
9. Merujuk ke kitab-kitab besar dan memperluas pembahasan suatu masalah
Apabila seseorang membaca suatu kitab hendaklah merujuk kepada kitab-kitab besar dan memperluas pembahasan suatu masalah.Misalnya seseorang sedang membaca kemudian menemukan didalam kitab tersebut hanya disebutkan hadits saja tanpa ada penjelasan dari ulama. Maka dari itu sipembaca boleh memperluas bacaannya dengan melihat kitab-kitab yang penjelasannya dari berbagai ulama supaya mendapatkan wawasan yang luas tanpa fanatik terhadap salah satu madzhab tertentu, akan tetapi mengembalikan semua perkara pada Al-Qur'an dan As-Sunah.
Misal lagi: Si pembaca sedang membaca suatu buku kemudian terdapat ayat tanpa ada penjelasan dari ulama maka supaya bacaan kita lebih semangat sipembaca bisa memperluas bacaan dengan membuka tafsir Ibnu Katsiratau tafsir Karimir Rohman atau tafsir-tafsir yang lainnya.
10. Kosentrasi
Seorang pembaca hendaklah memperhatikan apa yang sedang dibaca, jangan sampai tidak mengambil manfaat dari apa yang di baca. Oleh karena itu kosentrasi sangat penting dan dibutuhkan disaat sedang membaca.
Perkara-perkara yang bisa membantu dalam kosentrasi:
1. Memilih tempat yang tenang, nyaman, tanpa ada gangguan entah dari suara yang bising dll.
2. Tidak menghiraukan bisikan syaithon. Ketika seseorang sedang membaca jangan sampai mengikuti bisikan-bisikan syaithon dan janganlah mengalihkan pikiran atau perhatian kecuali kepada buku yang sedang dibaca.
3. Mematikan Hp atau menjauhkan Hp.
Tapi tidak disetiap waktu baca, Hp dimatikan, akan tetapi mematikan Hp ketika kita benar-benar ingin kosentrasi penuh dan tidak mau diganggu dengan suara Hp atau getaran-getarannya,oleh karena itu mematikan Hp bisa membantu pembaca untuk bisa menikmati bacaannya karena apabila disibukkan dengan Hp maka bacaannya akan menjadi terganggu dan tidak akan merasakan nikmatnya membaca.
4. Lampu yang terang
Ada perbedaan antara lampu yang gelap dan yang terang. Apabila seseorang membaca dibawah lampu yang terang maka itu akan menambah kosentrasi ketika membaca.
5. Bahasa
Poin ini sangat penting sekali. Diusahakan untuk pembaca supaya menguasai bahasa ketika membaca.
Misalnya ketika seseorang sedang membaca kitab arab, apabila tidak mengetahui kosa kata maka segeralah mencari di kamus. Semakin kita banyak mengerti bahasa maka semakin nikmat pula ketika membaca.
11. Memperhatikan poin-poin yang penting ketika membaca
Supaya dalam membaca kita lebih semangat dan nikmat, hendaknya sipembaca memperhatikan poin-poin penting. Dengan memperhatikan poin-poin penting tersebut Insya Allah akan merasakan nikmatnya membaca.
Diantara poin-poin yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Ta'rif (pengertian) suatu masalah
b. Contoh-contohnya
c. Pembagian-pembagiannya
d. Hukum-hukumnya
e. Memahami ikhtilaf atau perbedaan-perbedaan pendapat ulama misalnya didalam masalah fiqh dan mengambil pendapat yang rajih atau yang paling kuat.
f. Ketika sedang membaca kitab aqidah hendaknya mengetahui aqidah yang hak dan juga mengetahui aqidah yang batil guna untuk menjauhi dan membantah subhat-subhat dari aqidah yang batil
Pada semua poin penting tersebut jangan lupa memberi garis bawah kemudian ditulis didepan atau belakang buku yang sedang dibaca. Insya Allah dengan cara seperti ini pembaca akan lebih merasakan nikmatnya membaca.
12. Berdoa
Berdoa adalah ibadah. Rasulallah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda :
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَة.ُوَرَوَاهُ أَبوْ دَاوُوْدَ
"Doa adalalah ibadah" [HR.Abu Dawud]
Doa adalah ibadah yang paling agung. Oleh karena itu apabila seseorang berdoa kepada selain Allah Ta'ala maka dia telah melakukan dosa yang paling besar, menyekutukanNya dan Allah tidak akan mengampuninya apabila pelakunya meninggal dalam keadaan tidak bertaubat.
Allah Ta'ala telah berfirman :
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
"Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.” [An-Nisa': 48]
Doa adalah senjatanya orang mukmin, tidaklah cukup seseorang hanya mengambil sebab dan meninggalkan doa. Oleh karena itu tawakal yang haqiqi adalah dia mencari sebab dan juga tidak meninggalkan doa, kemudian menyerahkan segala urusannya kepada Allah ‘Azza Wa Jalla. Ketika pembaca tidak ada rasa semangat ketika membaca atau malas maka carilah penyebabnya, kira-kira apa penyebabnya? Setelah mengetahui penyebabnya,kemudian berusahalah memperbaiki diri, serta bersungguh sungguh berdoa kepada Allah Ta'ala meminta agar diberi kemudahan,dan kenikmatan ketika membaca. Perlu diperhatikan dalam berdoa hendaknya orang menjauhi dari mengkonsumsi makanan-makanan yang haram. Karena itu merupakan diantara sebab-sebab terhalangnya doa.
Rasulallah Shalallahu A'laihi Wasallam bersabda :
إِن الله تَعَالَى طيب لَا يقبل إِلَّا طيبا ، وَإِن الله تَعَالَى أَمر الْمُؤمنِينَ بِمَا أَمر بِهِ الْمُرْسلين ، فَقَالَ تَعَالَى : { يَا أَيهَا الرُّسُل كلوا من الطَّيِّبَات وَاعْمَلُوا صَالحا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عليم } ، وَقَالَ تَعَالَى : { يَا أَيهَا الَّذين آمنُوا كلوا من طَيّبَات مَا رزقناكم } ، ثمَّ ذكر الرجل يُطِيل السّفر ، أَشْعَث أغبر ، يمد يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاء ، يَا رب يَا رب ، ومطعمه حرَام ، ومشربه حرَام ، وملبسه حرَام ، وغذي بالحرام ، فَأَنَّى يُسْتَجَاب لذَلِك " رَوَاهُ مُسلم
"Sesungguhnya Allah Ta'ala adalah baik dan tidak menerima kecuali yang baik,dan sesungguhnya Allah Ta'ala telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin sebagaimana Allah Ta'ala memerintahkan kepada para Rasul. Allah Ta'ala telah berfirman: "Wahai para Rasul makanlah makanan yang baik dan lakukanlah amalan-amalan shalih, dan Allah Ta'ala juga berfirman:"Wahai orang-orang yang beriman makanlah makanan yang baik dari apa-apa yang telah kami rezekikan kepada kalian" kemudian menyebutkan seorang yang sedang bepergian yang keadaannya kusut, berdebu, kemudian mengangkat kedua tangannya sambil berdoa: Wahai Tuhanku..wahai Tuhanku,akan tetapi makanannya haram, minumannya haram,dan pakaiannya haram, mana mungkin dikabulkan baginya.” [HR. Muslim]
Mudah-mudahan tulisan yang singkat ini bisa bermanfaat bagi penulis dan para penuntut ilmu yang haus akan ilmu dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengampuni dosa-dosa penulis, orang tuanya, serta kaum muslimin dan muslimat Amin….!!!!. Sangat kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Karena penulis tidak luput dari kekurangan dan kesalahan.
والصلاة والسلام على نبينا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين والحمد لله رب العالمين
Penulis yang fakir kepada Allah
Budi Suryanto Abu Muhammad
Ahad 14/3/1431 Buraidah Qasim
Maraji’ :
1. Al-Qur'anul Karim
2. Shahih Bukhari
3. Shahih Muslim
4. Jami' bayanul Ilmi Wa Fadhlihi:Ibn Abdil bar Al-Qurthubi
5. Qoulul Mufid As-Syaikh Muhammad Al-Utsaimin
6. Kitabul ilmi As-Syaikh Muhammad Al-Utsaimin
7. Sunan Abu Dawud
8. Silsilah Ahadits Shahihah As-Syaikh Al-Albany
0 komentar:
Posting Komentar